KOTABARU — Jika Kalimantan Selatan punya batik khas Sasirangan, secara khusus kini Kotabaru pun punya batik khas. Melalui pelatihan membatik selama 10 hari yang dilaksanakan oleh Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) dengan mendatangkan pelatih dari Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Suyono SE, Kotabaru akhirnya melahirkan motif awal batik sendiri yang dinamakan Batik Paris Barantai.

Sejak 25 Januari hingga 4 Pebruari 2012, para peserta diajarkan bagaimana teknik membatik dan menciptakan motif bernuansa lokal. Dalam pelatihan ini, terdapat sembilan motif yang diajarkan. Di antaranya, motif Paris Barantai, kembang Sigam, dan kembang pohon Kayu Kuku. Bahan baku membatik sementara didatangkan dari Solo, sedangkan jenis kain yang digunakan adalah Serat Alam, Katun, Sutra serta kain sintesis.
Ketua Dekranasda Kabupaten Kotabaru, Hj Sri Marya Ningsih yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kotabaru mengatakan bahwa pelatihan membatik tersebut akan dilanjutkan secara berkesinambungan, sehingga benar benar dapat menciptakan pekerja batik yang profesional dan nantinya dapat membuat produksi yang diminati.
Sedangkan Bupati Kotabaru H Irhami Ridjani dalam sambutannya juga menyampaikan hal senada.
“Pelatihan ini akan terus disupport oleh Pemerintah Daerah dalam rangka menciptakan pekerja batik yang benar benar profesional dan dapat dibanggakan,” ujarnya.
Terkait pemasaran, sebagai tahap awal produksi dan sekaligus contoh, pihak Pemkab telah memesan 6 ribu baju untuk seragam Hari jadi Kotabaru Bulan Juni mendatang.
Kegiatan pelatihan membatik ini disambut baik oleh masyarakat, pasalnya Kabupaten Kotabaru selama ini hampir-hampir tidak memiliki suatu produk khas sebagaimana daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan.
“Kita biasa mendengar Ketupat Kandangan atau Apam Barabai. Tetapi Kotabaru sendiri belum memiliki produk khas yang dapat dijadikan cenderamata atau buah tangan,” demikian diungkapkan Nurul Hasanah, Ibu rumah tangga menanggapi pelatihan membatik di Kotabaru.
Menurutnya, jika batik khas Kotabaru sudah benar-benar ada dan diharapkan berkualitas, tentu akan dapat menambah asset pariwisata, dan mungkin akan menjadi salah satu daya tarik orang untuk berkunjung. Metro 7/ANDI