KOTABARU — Angin puting beliung berkecepatan 40 km per jam disertai gelombang setinggi 2-3 m di atas permukaan laut menerjang rumah warga pesisir di lima kecamatan Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan, Senin (19/3) awal pekan lalu sekitar pukul 15.00 Wita. Kelima kecamatan tersebut adalah, Kecamatan Pulau Sembilan, Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kecamatan Pulau Laut Kepulauan, Kecamatan Pulau Laut Barat dan Kecamatan Pulau Laut Tengah.
Akibat musibah angin Barat (istiliah nelayan setempat) itu, setidaknya 78 buah rumah warga porak poranda. Di Kecamatan Pulau Sembilan tercatat 11 rumah rusak, di Kecamatan Pulau Laut Selatan 1 rumah roboh akibat tertimpa batang pohon kelapa yang tumbang. Sementara sebuah hunian warga lainnya di Kecamatan Pulau Laut Kepulauan juga menjadi korban tertimpa dua batang kelapa, beruntung 4 orang penghuni rumah selamat, karena terlebih dulu mengungsi.
Sementara di Kecamatan Pulau Laut Barat, 7 rumah dikabarkan rusak. Terjangan angin Barat merupakan bencana puting beliung serta gelombang musiman yang dikenal masyarakat nelayan di wilayah ujung selatan Pulau Laut Kotabaru terjadi sekali dalam setahun.
Warga Pulau Sembilan ratarata memiliki 2 buah rumah tinggal. Sebuah di deretan pantai dan sebuahnya lagi pada ketinggian yang tak terjangkau gelombang, ungkap Hadri, warga Pulau Sembilan.
Hal itu menurutnya dimaksudkan sebagai antisipasi tempat pengungsian sementara jika musim angin barat yang tiap tahunnya terjadi di kisaran bulan Maret dan April terjadi. Karena sudah kerap menimpa, umumnya warga pun telah memperhitungkan segala resiko kerugiannya. Kendati tidak ada korban jiwa, Kecamatan Pulau Laut Tengah nampaknya paling banyak mengalami kerugian materi.
Selain 58 rumah warga, terjangan angin juga merusak 2.750 bibit kelapa sawit, 3 ton padi, 4.000 bibit karet, 25 ha padi siap panen yang ikut terendam air asin. Di Kecamatan Pulau Laut Tengah ini, hantaman angin disebutkan paling kencang dengan ketinggian gelombang mencapai 2-3 meter di atas permukaan laut.
Sebanyak 400 warga terpaksa mengungsi ke tempat-tempat yang lebih tinggi sambil berjaga-jaga kalau-kalau angin dan gelombang susulan yang lebih besar datang. Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kotabaru memperkirakan bahwa kecepatan angin yang mencapai 40 km/jam dapat meningkat menjadi 70 km/jam disertai gelombang yang dapat mencapai ketinggian 5 m pada susulan.
Para pengungsi, selain ditampung pada beberapa lokal Sekolah Dasar, juga dibuatkan tenda-tenda penampungan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotabaru.
Bupati Kotabaru H Irhami dan Wakil Bupati Rudi Suryana secara spontan pada saat kejadian melakukan peninjauan ke beberapa kecamatan serta langsung menyerahkan bantuan dana serta makanan dan obat obatan.
Sementara 400 orang pengungsi Kecamatan Pulau Laut Tengah yang sebagian besar anakanak, wanita dan orang tua, baru berani kembali ke rumah masing-masing setelah cuaca diyakini aman, Selasa (20/3) sekira pukul 16.00 Wita. Metro7/Andi