BANDUNG Bekerjasama dengan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, PT Pamapersada Nusantara (PAMA) melaksanakan pengembangan energi alternatif. Kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk MoU dan Joint Cooperation Agreement (JCA)

Hal itu terungkap dalam sidang perayaan Dies Natalis ITB ke-53, Prof Dr Aryadi Suwono, Jumat (02/03), Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), yang dalam kesempatan itu menyampaikan pidato ilmiahnya di Aula Barat ITB berjudul Upgrading Nilai Karbon Nasional dalam Rangka Mencari Sumber Energi Alternatif untuk Mengatasi Krisis Energi.
Indonesia adalah negara kedua setelah Brazil sebagai tempat penyerapan (sequestration) karbon terbesar. Melalui hutan tropis, karbon diserap secara alami selama berjuta tahun, mengalami proses pembusukan, pemanasan, dan tekanan alami, kemudian berubah menjadi batubara berbagai tingkatan: antrasit, bituminus, subbituminus, dan lignit,” ungkapnya.
Prof Dr. Aryadi Suwono dan rekan-rekan peneliti mengembangkan metode mengumpulkan karbon yang terpendam dan memprosesnya ke dalam bentuk bahan bakar berkualitas. Proses ini dinamakan upgrading batubara. Artinya, mengupgrade karbon di dalam batubara.
Penelitian berawal dari skala laboratorium yang dimulai tahun 1994 dalam bentuk proses batch yang dilanjutkan dengan pengembangan sistem kontinu skala laboratorium di Lab Termodinamika, Pusat Rekayasa Industri. Penelitian ini diberi nama Coal Upgrading Technology (CUT). Pada tingkat laboratorium, proses pengeringan batubara telah dipatenkan melalui HaKI ITB.
Karena hasil penelitian CUT sangat menjanjikan, Prof Dr Aryadi Suwono dan rekan-rekan menjalin kerja sama melalui MoU dan Joint Cooperation Agreement (JCA) dengan perusahaan tambang nasional PT PAMA untuk mengembangkan sebuah pabrik upgrade batubara peringkat rendah skala pilot plant.
Walaupun kehandalan pabrik memerlukan banyak penyempurnaan agar bisa beroperasi kontinu, pilot plant sudah menunjukkan hasil kualitas batubara yang memuaskan. Hasil analisis menunjukkan bahwa batubara mentah yang hanya bernilai kalor 4.400 kcal/kg dapat diupgrade menjadi 6.000 kcal/kg. Saat ini, ITB dan PT PAMA sedang beranjak membangun skala komersil. Metro7/usy