JAKARTA  – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, membeberkan bahwa sebanyak 60 orang tewas akibat ulah geng motor di Jakarta setiap tahunnya. Oleh karenanya, dia meminta agar patroli yang dilakukan oleh aparat kepolisian di Jalan Salemba dan Jalan Pramuka tidak dilakukan hanya sesaat setelah terjadinya penyerangan brutal yang menewaskan satu orang tersebut.
“Sebab itu patroli pemberantasan geng motor dan balapan liar yang dilakukan polisi di Jakarta sekarang ini jangan hangat-hangat tahi ayam,” ujar Neta dalam pesan singkatnya kepada okezone, Minggu (15/4/2012).
Kata Neta, pembiaran yang dilakukan oleh aparat Kepolian terhadap geng motor selama ini telah membuat konflik sosial dan memicu aksi dendam serta main hakim sendiri. “Seperti pada Jumat (13/4) dinihari kemarin. Jika situasi ini tidak segera dikendalikan tentu akan memicu konflik yang lebih besar di masyarakat,” katanya.
Pembiaran itu terlihat dari data yang dihimpun oleh IPW selama tahun 2009 ada sebanyak 20 lokasi balapan liar di wilayah Polda Metro. Angka tersebut naik empat kali lipat di 2012 yaitu ada 80 lokasi. Terbanyak di Tangerang 21 lokasi. IPW mendata ada tiga perilaku buruk yang dibiarkan oleh Kepolisian yaitu, geng motor, balapan liar, judi (taruhan), dan tawuran (pengeroyokan), seperti yang dialami seorang anggota TNI AL di Kemayoran.
“Akibatnya korban berjatuhan. Tahun 2009 ada 68 orang tewas di arena balapan liar, baik akibat kecelakaan maupun pengroyokan. Tahun 2010 ada 62 orang tewas, 2011 ada 65 tewas,” paparnya. okezone