(Kembalikan Julukan Tanjung Kota Minyak)

Oleh : Sabirin HA Syukran Nafis

  “Kenapa Pertamina disini tidak seperti yang dulu lagi ya. Kalau dahulu banyak kegiatan yang dilaksanakan khususnya kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, apalagi kalau menjelang akhir tahun dan pergantian tahun, ” tanya Rusmani warga Murung Pudak dalam perbincangan dengan Metro7, belum lama tadi.
Pertanyaan yang terlontar dari mulut Rusmani tidak berbeda dengan kegundahan hati warga lainnya, khususnya warga yang sampai sekarang masih berada dilingkungan komplek UBEB Pertamina Tanjung di Kecamatan Murung Pudak Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan.
Masih lekat diingatan mereka, sejak tahun 1970 an sampai 1980 an kejayaan Pertamina menjadi kebanggan masyarakat Tabalong pada umumnya. Warga lainnya yang beada diluar Tabalong pasti iri dengan warga yang berdomisili di Tabalong, karena Tabalong waktu itu dikenal denganm sebutan Kota Minyak.
Kata-kata Kota Minyak ini masih lekat sampai sekarang. Meskipun penghasilan PAD dan PADS Tabalong sudah didominasi oleh perusahaan batubara yang mendeklarasikan dirinya sebagai Objek Vital Negara (Ovitnas), dengan penghasilan bersihnya akan masuk sebagai penghasilan devisa Negara.
Sementara nama besar Pertamina seolah-olah sudah terlupakan, padahal semua mengetahui kalau Pertamina merupakan perusahaan Negara yang sudah banyak memberikan andil untuk pembangunan di Kabupaten Tabalong khususnya Kalimantan Selatan.
“Saya bangga dengan julukan Tanjung Kota Minyak. Karena selama saya tinggal disini hingga berumur 57 tahun ini, Pertamina tetap besar di hati masyarakat dan masyarakat akan tetap berharap Pertamina kembali jaya seperti dulu, paling tidak sertiap hari-hari besar bisa memberikan hiburan gratis kepada masyarakat seperti dulu dengan mendatangkan artis-artis dari ibu kota,” harap Gufran warga Desa Kapar Kecamatan Murung Pudak.
Tidak hanya itu, komplek UBEB Pertamina Tanjung dahulu dikenal sangat asri, nyaman dan indah. Taman-tamannya penuh pesona dan menggairahkan, dan menjadikan hiburan alternatif bagi warga masyarakat Tabalong secara umum untuk berhibur diri pada sore dan malam hari.
Tatanan komplek yang begitu khas, bersih dan tidak ada sampah yang mengganggu pandangan mata.
Jalan-jalannya licin, taman tertata rapi dengan hiasan obor-obor kecil yang apinya abadi karena diambil dari gas bumi akan terlihat indah dimalam hari.
Siapa saja akan berdecak kagum dan akan betah berlama-lama untuk mengitari komplek Pertamina Tanjung baik sendiri maupun bersama keluarga.
Sejak Pertamina mengalami krisis pasca reformasi dengan peralihan kekuasaan yang diambil alih oleh BP Migas, semua langsung berubah. Pada tahun 1990 an dilakukan pengurangan karyawan dengan penawaran pensiun dini. Staf Pertamina yang pada jaman itu masih mempunyai waktu untuk mengabdi setengah terpaksa harus menerima tawaran pensiun dini.
Kemudian berbagai kebijakan harus dihapuskan dalam rangka efesiensi pengeluaran dan memperketat anggaran dalam berbagai kegiatan.
Nampaknya tidak semua warga mengetahui kalau kekuasaan Pertamina tidak seperti dulu lagi. Mereka banyak yang tidak tahu kalau sekarang yang mempunyai kebijakan privasi dan yang mempunyai kekuasaan dalam pertambangan minyak bumi di Indonesia ini sudah diambil alih oleh BP Migas. Sementara Pertamina hanya dijadikan kontraktor yang disamaratakan dan disejajarkan dengan kontraktor lainnya.
Ironis dan memang menyakitkan. Dalam Fenomena kenyataan yang ada sekarang, siapa yang tidak sakit hati, warga masyarakat atau jajaran Pertamina sendiri.
Masyarakat akan selalu berharap Pertamina kembali seperti dulu lagi. Mereka hanya tahu yang selama ini sudah menyedot minyak bumi didaerah mereka adalah Pertamina, sementara Pertamina tidak bisa berbuat banyak untuk membagi-bagikan kue-kue pembangunan  kepada masyarakat karena posisi dan kewenangannya yang terbatas.
Karena apa? Masyarakat di wilayah kerja Pertamina diseluruh Indonesia tidak mengenal BP Migas, mereka hanya tahu kalau yang melakukan pengeboran dan memproduksi minyak adalah Pertamina mereka yang dulu.
“Kami rindu pertamina yang dulu, yang telah membesarkan nama daderah ini dan membuat kota Tanjung bersinar,” harap warga lainnya.
Melihat kondisi seperti sekarang ini, begitu besarnya keinginan dan kerinduan warga masyarakat Tabalong secara umum akan kepedulian Pertamina perlu menjadi perhatian. Diakui ataupun tidak, keberadaan perusahaan Migas terbesar di Indonesia ini telah merubah wajah Tabalong menjadi darah yang besar PADnya dan kaya akan sumber daya minyaknya.
Disamping membenahi lingkungan komplek Pertamina Tanjung khususnya jalan-jalan yang banyak dilalui masyarakat. Pembenahan dan perbaikan taman bermain juga perlu dilakukan. Karena, hingga saat ini warga sekitar masih menjadikan taman bermain Pertamina Tanjung sebagai salah satu alternatif tempat berhibur dan bersantai bersama keluarga.
Peranan Pertamina secara eskternal perlu ditingkatkan lagi. Khususnya kegiatan kemasyarakatan seperti hiburan rakyat itu yang warga sekitar harapkan. Masyarakat sekitar wilayah operasional khususnya masih sangat haus hiburan, dan mereka rindu hadirnya Pertamina yang dekat rakyat dan menyatu dengan rakyat, serta yang telah membesarkan kota Tanjung dan menjadi kebanggaan dalam beberapa dekade. ** (Penulis adalah Pimpinan Redaksi Koran Metro7 Kalimantan Selatan)