AMUNTAI – Sebanyak 15 orang dokter muda dari fakultas kedokteran Universitas Trisakti, Universitas Kristen Dwipayana dan Universitas Kristen Idonesia akan
mengabdi di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kab HSU, drg HM Isnorhata, ke 15 dokter tersebut merupakan peserta dari program Intenship dokter yang akan mengabdi di Puskesmas selama 8 bulan dan di RSU selama 4 bulan.
“Ada sebanyak 6 kabupaten di Kalsel yang mendapat dokter intenshif termasuk Kab HSU sesuai dengan Permenkes No 299/menkes/per/II/2010 sebagai amanah UU Praktik Kedokteran tahun 2004,” jelasnya.
Program ini sebagai sarana kompetensi Dokter Indonesia, maka seluruh lulusan fakultas kedokteran atau program studi pendidikan dokter yang telah mengunakan kurikulum berbasis kompetensi, harus mengikuti program ini sebelum memperoleh sertifikat kompetensi sebagai dokter layanan primer.
Sementara itu, Bupati HSU HM Aunul Hadi menyambut positif dan sangat apresiatif terhadap program ini, karena dapat membantu peningkatan pelayanan kesehatan dan masalah-masalah kesehatan di Kabupaten HSU.
“Program ini sangat membantu peningkatan pelayanan kesehatan dan masalah-masalah di HSU pada khususnya, karena saat ini masih banyak permasalahan kesehatan yang sedang dihadapi oleh Pemerintah,” jelasnya.
Di sisi lain tambah Bupati, para dokter muda yang mengikuti program ini akan  dapat belajar banyak dan dapat merasakan dan bersosialisasi dengan masyarakat.
Karena di sinilah para dokter muda ini akan banyak belajar secara nyata, tidak hanya melalui media massa.
Aunul berharap, peserta program atau para dokter muda ini akan dapat memaklumi nantinya jika ada banyak yang tidak berkenan di hati, itulah kenyataan dan kondisi secara nyata yang dihadapi oleh masyarakat di Kabupaten HSU.
“Saya berharap kepada Dinas Kesehatan dan IDI HSU untuk memberikan pelayanan dan diperhatikan dengan sebaik-baiknya, jika ada masalah atau kekurangan segera laporkan. Kondisi prasarana kesehatan yang ada di HSU lumayan dibandingkan daerah-daerah lain, tapi masih jauh jika dibandingkan dengan kota-kota besar,” ujarnya.
Salah seprang perwakilan dokter Internsif yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) dr Lothar Yani Markus Sinaga mengungkapkan bahwa mereka baru pertama kali datang ke Kabupaten HSU, jadi pihaknya pun mohon dapat diterima sebagai anggota masyarakat Kabupaten HSU dan berharap dapat segera menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat.
“Kami khususnya saya baru pertama kali datang ke HSU, kami belum banyak tahu tentang norma, nilai dan hukum-hukum sosial yang berlaku di kabupaten ini,  kami mohon bimbingan dan arahannya,” ujarnya.
Berdasarkan data yang diperoleh Metro7, di Kabupaten HSU terdapat 9 Puskesmas dan 2 di antaranya rawat inap selain terdapat 1 RSU dan RS Swasta.
Kemungkinan besar semua Dokter muda ini akan disebar ke seluruh Puskesmas dan Rumah sakit yang ada di HSU.
Namun, untuk sementara mereka ditempatkan di RSUD Pembalah Batung sebanyak 10 orang dan di Puskesmas Sungai Malang sebanyak 5 orang.
Program Intenshif ini adalah konsekuensi dari paradigma pendidikan kedokteran Indonesia yang menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sebagai metode belajar, sehingga menjadi program wajib bagi dokter yang baru lulus dari pendidikan kedokteran berbasis kompetensi.
Dengan penerapan program ini maka Indonesia telah menerapkan standar pendidikan dokter sebagaimana disyaratkan oleh World Federation of Medical Education (WFME) dan World Health Organization (WHO). Metro7/Ayie