Amika Singh, salah satu peneliti menyebutkan bahwa temuan itu bisa menjadi sumber rujukan bagi sekolah agar seimbang antara aktivitas akademik maupun olahraga. Hal yang sama bisa diterapkan di rumah. “Olahraga itu bisa berupa berdiri setiap setengah jam di kelas dan melakukan sesuatu,” kata Singh, peneliti dari Universitas Pusat Medis Amsterdam.
Tak hanya itu, bagi Singh, olahraga juga bisa dilakukan melalui bersepeda saat berangkat ke sekolah. Aktivitas tersebut tak hanya terbatas pada aktivitas jasmani yang standar.  Singh dan rekan peneliti lainnnya melakukan penelitian ini pada anak-anak. Anak-anak tersebut diuji kemampuan matematika, bahasa, pemikiran umum dan tes memori. Hasil penelitian tersebut menunjukkan anak yang berolahraga lebih lama memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Laporan dari Amerika Serikat juga menunjukkan hal yang sama. Siswa kelas dua dan tiga yang mendapat 90 menit tambahan olahraga per minggunya meraih nilai lebih baik dibandingkan yang tidak. Mereka mampu meraih skor tes ejaan membaca dan matematika lebih baik dibandingkan yang tidak berolahraga. Itu mungkin karena anak-anak bisa berkonsentrasi lebih baik saat mereka cukup berolahraga. Menurut kesimpulan peneliti, dengan adanya aktivitas fisik maka aliran darah ke otak akan meningkat sehingga suasana hati juga akan baik. NET