Paringin – Bentrok dua desa yakni desa Neteh Kecamatan Batang Alai Timur Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan warga desa Ju’uh Kecamatan Tebing Sering Kabupaten Balangan yang berada  di perbatasan Balangan – Hulu Sungai Tengah hampir terjadi ketika salah seorang warga desa Neteh dipukul gara-gara mengambil gambar dengan poselnya dan membuat warga Ju’uh tidak terima ketika mereka berkumpul untuk meluruskan masalah tapal batas perbatasan kedua kabupaten itu, Kamis (11/10) kemarin.
Menurut informasi yang diperoleh Metro7 menyebutkan, insident bermula ketika jajaran Pemerintah Kabupaten Balangan dan HST bersama-sama akan mendatangi lokasi konflik tapal batas antara dua desa tersebut,  sekitar pukul 01.00 Wita.
Ketika rombongan melewati jalan di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Balangan . yang merupakan tempat konsentrasi warga Nateh yang berada di sekitar perbatasan Campan Desa Ju’uh, membuat rombongan Pemkab Balangan dan HST yang berangkat bersama dari Kantor Pemkab Balangan menghentikan perjalanan.
Dilokasi itu, sebelumnya hanya tampak puluhan warga Desa Nateh. Tidak lama, belasan warga Campan Desa Ju’uh ikut berkumpul. Saat kedua pihak, Pemkab Balangan dan HST menyambangi dan berdialog dengan warga Desa Nateh, jauh dari kerumunan, keributan pun terjadi.
Pemicunya, seorang warga Campan Desa Ju’uh keberatan dengan salah seorang warga yang diduga berasal dari Desa Nateh, ketika itu mengambil gambar dengan kamera ponselnya. Mereka menegurnya dan meminta gambar tersebut dihapus.
Karena tidak bersedia menghapus gambar yang diambilnya itu hingga terjadilah pemukulan.
Tidak rela warganya dipukul, salah seorang warga Campan Desa Ju’uh yang lain mencabut parang dari sarung yang ada pinggangnya. Tidak ayal membuat puluhan warga Desa Nateh pun berang dan juga mencabut parang dan Mandau untuk sama-sama menyerang.
Untungnya insident bentrok kedua warga dapat dikendalikan oleh jajaran Polres Balangan dan HST serta Kodim 1002 Barabai dan Kodim 1001 Balangan/Amuntai
Kepada Metro7 warga Campan Desa Ju’uh mengatakan, ada seseorang yang terlihat mengambil gambar menggunakan telepon seluler, menurutnya gambar itu diperkirakan untuk menandai warganya. ”Kami tidak terima dan meminta gambar itu dihapus,” ujarnya.
Kapolres Balangan AKBP Muhammad Yudha Setyabudi membenarkan insiden tersebut. Dan menurutnya, kejadian itu disebabkan dua warga desa itu saling bertemu mengakibatkan ada percikan kesalahpahaman antara kedua belah pihak.
”Hingga keributan kecil pun terjadi, namun menurut warga Nateh dirinya hanya sekadar mengambil foto saja,” ujar orang nomor satu di Polres Balangan ini.
Terkait dengan konsentrasi warga Desa Nateh yang berada di wilayah Campan Desa Ju’uh, AKBP Yudha menyatakan, dirinya tidak mengetahui hal itu, sebelumnya kedua pihak Pemkab Balangan dan HST sudah diminta untuk dapat menahan warga agar tidak mendekati lokasi yang dinyatakan bermasalah.
”Siang itu (kemarin) saya sudah meminta dua warga desa itu untuk tidak mengganggu aktivitas dalam penentuan titik kordinat batas antara Balangan dan HST,” ujar Yudha. (Metro7/sri)