Kandangan — Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) memberikan penyuluhan kepada masyarakat terkait dengan berbagai permasalahan yang berpotensi mengganggu  Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada). Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Dr H Muhammad Safi’i di Aula Kantor Kesbangpolinmas Kabupaten HSS. Tujuannya untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, masyarakat di bidang politik dalam menghadapi pemilukada bulan April mendatang.
Kepala Badan Kesbangpolinmas Kabupaten HSS Drs Sasmi Rifani mengatakan, penyuluhan yang diberikan adalah masalah pendidikan politik bagi pemuda atau remaja pemilih pemula. Sehingga, dapat menjadi pemilih yang cerdas pada saat pemungutan suara nanti.
Penyuluhan yang dilaksanakan ini, adalah untuk mengajak para pemilih pemula, agar mampu dan bisa menggunakan hak pilihnya dengan benar dan cerdas. Berdasarkan dari keinginan itulah, maka diberikan penyuluhan politik kepada para pemuda.
Selain itu, tujuan dari penyuluhan tersebut juga untuk, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan kebutuhan pemimpin yang mampu membawa kemajuan daerah, menggunakan hak pilih berdasarkan pada misi dan visi sesuai dengan program yang dimiliki. Dengan adanya kesadaran masyarakat ini maka kedepannya berbagai pelanggaran dalam pemilukada dapat diperkecil, sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
Bupati Dr H Muhammad Safi’i dalam sambutannya, mengatakan kondisi perpolitikan di Indonesia, khususnya para pemilih, sudah mendapatkan pergeseran paradigma politik. Dari idealisme ke arah pendekatan pragmatis. Sehingga dapat menimbulkan berbagai macam politik praktis yang ada di tengah masyarakat. Dimana, politik praktis tersebut saat ini, dapat mengharapkan imbalan dan tidak ada unsur perjuangannya.
Menurut bupati, para pemilih pemula atau remaja diibaratkan layaknya sebuah kertas putih yang harus digoreskan tulisan yang benar. Untuk itulah para pemilih seharusnya memiliki idealisme politik dan prinsip dalam hidup sehingga tidak terpengaruh hal-hal negatif. Diterangkannya, dalam organisasi yang ada di tengah-tengah masyarakat yang dilakukan oleh manusia ada tiga tingkat. ”Pertama, hidup untuk bekerja dan bekerja untuk hidup, kedua, hidup untuk mengabdi dan mengabdi untuk hidup, dan ketiga yaitu hidup untuk berkorban dan berkorban untuk hidup,” kata Safi’i. (Metro7/dk)