Tanjung — Seorang lelaki tua bernama Batil (59) nyaris dikubur hidup-hidup oleh warga Desa Saradang. Beruntung kemarahan warga dapat diredam oleh aparat desa setempat.
Kemarahan warga dipicu oleh ulah bandot tua ini yang mencoba memperkosa dan berniat membunuh Siti Rumyah (49), warga setempat, Sabtu (25/8) sekitar pukul 13.30 Wita.
Saat itu hari sedang hujan dengan deras, korban yang lebih dikenal sebagai Ibu Aluh berencana memungut hasil sadapan karet bersama Syamsuri suaminya. Kebetulan, kebun karet mereka berdekatan dengan rumah pelaku.
Melihat suami Aluh agak jauh, Batil mengendap dan dengan cepat membekap mulut korban seraya menyeretnya ke pinggir sungai. Karena kalah tenaga, Aluh terjerembab ke sungai dan dengan beringas ditindih oleh pelaku.
Batil kemudian mencoba melucuti pakaian yang dikenakan Aluh sambil menenggelamkan kepala korban ke dalam air.
Upaya Aluh yang terus berontak menyelamatkan diri membawa hasil. Dalam suatu kesempatan ini berteriak. Hal itu cukup untuk membuat nyali pelaku menciut. Takut ulah bejatnya diketahui orang, Batil lari membawa karet hasil curiannya.
Sementara Aluh jatuh pingsan sambil berpegang pada sebatang pohon. Separo badannya berada di dalam air.
Syamsuri yang kaget mendapati istrinya pingsan langsung membawa ke rumah untuk diberikan perawatan. Warga yang mendengar Aluh pingsan dan hasil karetnya hilang mendesak agar mengatakan siapa pelakunya.
Dengan ragu Aluh mengatakan pelakunya adalah Batil. Warga yang geram langsung berencana mengubur pelaku hidup-hidup. Untungnya, kemarahan warga dapat diredam oleh Kepala Desa Saradang, Tajudinor yang mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Mendapat laporan percobaan pemerkosaan dan pembunuhan ini, Polsek Haruai dengan tujuh orang anggotanya menangkap Batil di rumahnya. Saat diringkus Batil sempat tidak mengaku dan mencoba untuk kabur. Namun upayanya sia-sia karena langsung diborgol polisi.
Dalam perjalan menuju Polsek, Batil mengaku telah mengambil karet Aluh dan telah berupaya melemaskan korban ke dalam air. “Saya melakukan itu biar korban takut. Saya tidak sempat memperkosa korban karena celana korban tidak bisa dilepas,” katanya.
Ketika dikonfrontir dengan kejadian sebelumnya, Batil mengaku telah beberapa kali menggauli istri orang yang sedang bekerja di kebun karet. Bahkan ia mengaku telah memperkosa salah satu warga yang menderita keterbelakangan mental di desanya.
Atas perbuatannya, warga meminta aparat penegak hukum menjatuhkan hukuman setimpal kepada pelaku yang telah beberapa kali melakukan tindak pemerkosaan. Bahkan mereka mengancam akan mengubur pelaku hidup-hidup jika hukumannya dianggap tidak adil.
“Kalau cuma dikurung tiga atau empat bulan saja maka hukum rimba yang akan berlaku buat Batil, jangan salahkan warga kalau bertindak anarkis. Sebelum ia ditangkap polisi warga sudah berencana mengubur hidup-hidup,” kata salah seorang warga.
Saat diperiksa oleh aparat kepolisian, Batil mengajak berdamai dengan korban. Tanpa malu di hadapan polisi Batil sempat menawarkan uang Rp 10 juta kepada keluarga Aluh.
Kapolres Tabalong AKBP Didik Sudaryanto SH melalui Kapolsek Haruai Ipda Darta membenarkan kejadian ini. Pelaku kini masih diproses. (Metro7/Riza)