MARABAHAN – SMA GIBS yang terletak di Jalan Trans Kalimantan, Kabupaten Batola, berhasil menjadi pemenang pertama dalam Lomba Adiwiyata tingkat Kabupaten Batola. Penghargaan tersebut diberikan mengingat sekolah swasta berskala internasional itu dianggap sangat peduli dengan keberadaan lingkungan hidup. Karenanya, sekolah tersebut berhak mendapatkan piagam, tempat sampah dan uang pembinaan sebesar Rp2,5 juta.
Selain penghargaan tersebut, sekolah di bawah naungan Hasnur Center juga berhak ikut dalam lomba adiwiyata tingkat nasional tahun 2014 ini.
Untuk juara kedua dalam lomba tersebut berhasil diraih SMA 1 Marabahan, dan untuk juara ketiga adalah SMKN 1 Marabahan.
Kategori Adiwiyata tingkat sekolah dasar, juara pertama diraih oleh SDN Marabahan 2, sedangkan juara keduanya adalah SDN Marabahan 1.
Tak hanya itu, kategori lomba kebersihan tingkat sekolah dalam Kota Marabahan dan lomba kebersihan tingkat desa dan kelurahan juga diperlombakan. Untuk kebersihan sekolah tingkat dalam kota pemenangnya adalah SMKN 1 Marabahan, juara kedua SDN 1 Marabahan, dan juara ketiga SDN Marabahan 2. Sedangkan untuk kebersihan tingkat desa dan kelurahan juara pertama diraih oleh Kelurahan Marabahan Kota, juara kedua Kelurahan Ulu Benteng dan juara III Desa Karya Maju.
Penyerahan hadiah untuk masing-masing pemenang lomba, dilakukan langsung oleh Wakil Bupati Batola H  Ma’mun Kaderi, usai melaksanakan apel gabungan Peringatan Hari Lingkungan Hidup se Dunia belum lama tadi, di Halaman Kantor Bupati Batola.
Saat itu, apresiasi dan penghargan yang sama juga diberikan Pemkab Batola kepada Sanggar Tari Permata Ije Jela karena berhasil membawa nama harum daerah dalam  festival karya tari daerah tingkat Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2014.
“Harapan saya, semoga segala prestasi dan karya terbaik yang telah diberikan para pemenag dalam lomba ini, dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan datang, serta kita jadikan sebagai energi pendorong bagi kita semua untuk senantiasa berupaya dan berusaha memberikan pengabdian terbaik, sesuai tugas, fungsi dan kedudukan kita masing-masing, demi mendorong sekaligus mendukung upaya percepatan kemajuan pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah Kabupaten Barito Kuala,” ujarnya.
Tema hari lingkungan hidup sedunia yang ditetapkan oleh United Nations Enviroment Programs (UNEP) atau Badan Lingkungan Hidup PBB tahun ini adalah “satukan langkah, lindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim”. Tema tersebut sangat relevan dengan Negara Indonesia karena selain sebagai negara kepulauan dengan 13.466 pulau dan dengan panjang pesisir 95.181 km, tempat bermukim 60 % penduduk dan menyumbang 6,45 % GDP nasional. “Potensi yang besar itu harus dikelola secara optimal bagi kemakmuran rakyat dengan cara yang lestari, serta terus dilindungi dari kerusakan lingkungan yang menyebabkan penurunan potensinya,” kata Ma’mun saat membacakan sambutan Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, MBA.
Untuk itu, lanjutnya, salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang perlu diantisipasi adalah perubahan iklim akibat pemanasan global memberi berbagai dampak terhadap kehidupan di muka bumi. “Kondisi tersebut ditandai dengan meningkatnya frekuensi hujan dengan instensitas yang sangat tinggi, ketidakpastian musim hujan maupun kemarau, dan munculnya berbagai bencana seperti kekeringan, badai, banjir dan longsor. pada wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil,  dampak yang timbul berupa badai, banjir dan kenaikan permukaan air laut,” pungkasnya.(Humpro-Batola/Andi/Metro7)