PARINGIN – Produksi pembuatan sirup yang dilakukan Kamarullah (54 tahun) warga desa Batumandi Kecamatan Batumandi Kabupaten Balangan yang ditekuninya sejak 2006 silam hingga kini mencapai tujuh ribu botol perbulannya.
Meski awal memulai produksi syirup, kata Amrullah, hanya memproduksi sekitar 75 botol syirup per minggunya, namun kini sudah mencapai tujuh ribu botol per bulannya, bahkan saat bulan Ramadhan (puasa) produksi meningkat bisa mencapai 20 ribu botol.
“Untuk kini omset penjualan syirup mencapai 90 juta rupiah dengan laba bersih sekitar 12 juta,” sumringahnya.
Nama Syrup Batumandi Balangan (SBB), lanjutnya, digunakan sebagai nama produksi syirup yang merupakan warisan orang tua yang sudah ada sejak tahun 1960 an dikala masih digeluti oleh armarhum ayahnya.
“Usaha pembuatan syirup ini sebetunya usaha turun temurun, karena sejak tahun 1960 an orang tua sudah memulainya, namun sejak Ayah meninggal pada tahun 1966 silam usaha pembuatan syirup tidak berlanjut, baru pada tahun 2006 saya kembali lagi memulai usaha keluarga ini,’’ ujarnya.
Selain menjadi salah satu produk unggulan, Amrullah mengakui, syirup miliknya banyak dijadikan cendra khas Bumi Sanggam.
Selain itu, dirinya mengakui, dengan usaha syirup ini, ungkap Amrulah, dirinya bisa melakukan ibadah Umrah pada tahun 2012 lalu, selain itu, dirinya juga mampu memperbaiki rumah tempat tinggalnya dan kini sudah bisa mengkredit sebuah mobil dum truk.
“Bukan hanya sekedar meteri yang saya dapat, namun kebanggaan bisa melestarikan warisan resep atau usaha orang tua juga telah diraih. Terlebih bangga lagi, syrirup yang kita produksi selain menjadi produk unggulan daerah juga sudah dikenal luas diluar daerah bahkan sampai ke Samarinda Kalimantan Timur,’’ katanya.  Metro7/Sri