MARABAHAN – Produksi padi Kalimantan Selatan (Kalsel) saat ini rata-rata mencapai 2,26 juta ton per tahun atau 1,3 juta ton beras per tahun. Dari hasil itu separunya yakni 600 ribu ton dikonsumsi sendiri, sedangkan sisanya dijual ke provinsi lain.
Demikian diutarakan Wakil Gubernur Kalsel H Rudy Resnawan pada acara Syukuran Panen Padi menggunakan alat panen canggih Crown Combine Harvester di Desa Andaman I Handil Halalak Kecamatan Anjir Pasar, Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kamis (06/08) sore belum lama tadi.
Pada panen yang juga dihadiri Komandan Korem 101/Antasari Kolonel Inf M Abduh Rass, Bupati Batola H Hasanuddin Murad, Wakil Bupati H Ma’mun Kaderi, Sekdakab Batola Ir H Supriyono, Forkopimda serta instansi terkait Provinsi Kalsel dan Batola itu, Rudy Resnawan menerangkan, tahun 2014 lalu Kalsel masuk peringkat 10 penghasil beras nasional. Sedangkan di tahun 2015 ini naik menjadi peringkat 9.
Terus meningkatkan produksi beras ini, sebut mantan Walikota Banjarbaru dua periode itu, berkat kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalsel dengan sejumlah Pemerintah kabupaten yang sangat peduli terhadap pertanian padi terutama Batola.
Rudy Resnawan bersama Gubernur Kalsel Rudy Ariffin yang pada Minggu (08/08) mengakhiri masa jabatan itu mengutarakan, mereka memiliki program yang telah, sedang dan akan dilaksanakan terhadap peningkatan pertanian.
Program tersebut selain membangunkan sejumlah bendungan di berbagai kabupaten serta obat-obatan juga menyediakan sejumlah paralatan pertanian termasuk peralatan semi mekanis seperti yang diterapkan di Batola.
Rudy yakin, jika semua bendungan tersebut, dua atau tiga tahun mendatang berfungsi maka produksi padi di Kalsel akan mengalami lompatan berlipat-lipat. Lebih-lebih jika ditunjang dengan paralatan semi mekanis. 
Khusus untuk Batola, Rudy yang Pilkada Kalsel periode 2015-2020 kembali mencalonkan diri sebagai wagub berpasangan dengan Syahbirin Noor itu mengakui, Batola memang penyumbang terbesar beras Kalsel dalam menunjang ketahanan pangan nasional.
Namun anak mantan Bupati Batola H Abdul Aziz tersebut optimis, hasil beras tersebut bisa ditingkatkan jika petani mau meningkatkan pola tanam dua kali setahun sebagaimana yang disarankan Bupati Hasanuddin Murad.
Bupati H Hasanuddin Murad mengutarakan, komitmen Batola dalam meningkatkan pertanian jangan diragukan lagi. Mengingat selain satu-satunya potensi yang dimiliki juga masyarakatnya mayoritas bertani.
Karena itulah, sejak periode pertama hingga periode kedua menjadi bupati, dirinya meletakan pertanian sebagai prioritas utama dalam visi dan misinya.   Mantan anggota DPR RI dua periode itu mengutarakan, dalam meningkatkan bidang pertanian, Pemkab Batola terus memasukan anggaran baik untuk kebutuhan peralatan dan obat-obatan pertanian termasuk untuk penyediaan irigasi dan jalan usaha tani dengan harapan selain memudahkan para petani juga dapat menunjang perluasan dan peningkatan hasil produksi padi para petani.
Bupati mengharapkan, dengan ditunjang kemudahan dan peralatan, para petani dapat meningkatkan tanaman padi menjadi dua kali setahun. Agar hasilnya bisa lebih banyak dan meningkatkan kesejahteraan para petani itu sendiri.
“Dengan dua kali tanam setahun, hasilnya sekali bisa untuk makan dan sekalinya untuk segala kebutuhan lainnya seperti sekolah anak termasuk untuk menabung jika berlebih,” katanya.
Selain itu Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Kadistan TPH) Provinsi Kalsel, Fathurahman mengatakan, luas tanam di Batola tahun 2015 ini mencapai 100.400 hektar dengan rata-rata hasil 2,5 kuintal per hektar. “Jumlah ini mengalami peningkatan signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Di kesempatan panen padi ini Wagub Rudy Resnawan menyerahkan secara simbolis bantuan 60 unit tracktor roda 2 senilai Rp2.280.000.000 dan 20 unit pompa air senilai Rp. 486 juta. Sedangkan Bupati Hasanuddin Murad menyerahkan bantuan 1 unit alat panen otomatis Combine Harvester untuk Gapoktan Sumber Rezeki Desa Andaman I. (metro7/humpro –batola)