BANJARMASIN – Penggeledahan di rumah orangtua siswa SMAN Banjarmasin, berinisial F yang merancang bom untuk meneror teman-teman, polisi menurunkan kekuatan lengkap.
Tidak sekadar polisi ‘biasa’ tetapi juga tim penjinak bom (Jibom) bahkan tim antiteror Brimobda Kalsel. Mereka juga membekali diri dengan membawa senjata api.
Pertanyaan pun muncul, mengapa harus sampai bersikap seperti itu? Komandan Satuan Brimobda Kalsel Kombes Puji Santoso langsung menjawabnya.
“Sekecil apa pun infrormasi mengenai bom tidak akan akan kami anggap remeh. Kami selalu sikapi secara serius. Makanya kami kerahkan tim Jibom dan tim antiteror,” tegas dia.
Kabarnya, setelah ‘menjemput’ F dari rumahnya, personel Polresta Banjarmasin sudah melakukan penggeledahan meskipun tidak secara detail. Saat itu, mereka menemukan rangkaian elektronik berisi baterai dan petasan.
Polisi akhirnya memutuskan kembali melakukan penggeledahan karena kabarnya pada pemeriksaan, F mengungkapkan masih adanya rangkaian bom di rumahnya. Bom berkekuatan rendah itu mirip dengan peledak yang disembunyikan F di sekolah namun ditemukan oleh polisi. Tidak mau ambil risiko, pada penggeledahan kedua ini, tim Jibom dan tim antiteror Brimobda Kalsel dilibatkan.
Dikonfirmasi kabar tersebut, Puji tidak menampik. Dia mengatakan Polresta Banjarmasin memang berkoordinasi dengan Polda Kalsel untuk mengerahkan tim Jibom dan antiteror pada penggeledahan kedua. “Rangkaian peledak itu saat ini sudah diamankan di Polresta Banjarmasin,” ucap dia.
Sebelumnya, psikolog Jehan Safitri menilai ancaman teror yang disebarkan F, bisa jadi merupakan bentuk labilitas seorang remaja. Apalagi mereka mudah terinspirasi oleh hal-hal yang sering dilihatnya.
“Anak seusia itu belum sepenuhnya memahami arti tanggung jawab atau konsekuensi dari tindakannya, sehingga perilaku agresif mudah muncul. Ditambah lagi kurang adanya pendampingan sehingga dia memilih cara tersebut untuk melampiaskan kemarahannya,” tegas dia.
Karena itu, Jehan mengharapkan orangtua dan guru siswa tersebut bisa lebih memberi perhatian dan memberi pendampingan terlebih ketika siswa itu sedang menghadapi masalah.  (metro7/fit)