KANDANGAN – Mukhlis (35), korban penembakan yang tewas tertembak saat mencari ikan di areal perkebunan sebuah perusahaan kelapa sawit, Selasa (11/10/2016) siang, dimakamkan.
Pemakaman dilaksanakan sekitar pukul 11.30 Wita di Desa Bajayau Kecamatan Daha Barat Hulu Sungai Selatan.
Camat Daha Selatan, Kusairi, mengatakan pemakaman dihadiri sejumlah warga Bajayau, tokoh masyarakat dan tokoh agama, serta dari Polres HSS. Isak tangis pun mewarnai pemakaman, terutama istri korban.
Sedangkan kakak korban, Idup, dikabarkan masih syok dan jika melihat ada polisi seperti orang ketakutan.
“Sudah bisa bicara, tapi saat dimintai keterangan, bicaranya belum nyambung. Mungkin gangguan psikologis,”kata Kusairi.
Idup adalah saksi kunci atas penembakan terhadap Mukhlis, nelayan yang tertangkap dua anggota Brimob, Iwan Novianto dan Lijon Tambun, saat keduanya melaksanakan patroli di wilayah perairan Desa Bajayau.
Kedua anggota Brimob Tabalong tersebut, bertugas di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Sam, karena dikontrak perusahaan tersebut. (metro7/di)
Keluarga Korban Penembakan Disantuni Rp 200 Juta
KANDANGAN – Seorang oknum Brimob yang bertugas disalah satu perusahaan kelapa sawit yang berlokasi di kecamatan Daha Barat, menembak seorang warga pencari ikan yang bernama Muchlis (35), warga Desa Bajayau, Kecamatan Daha Barat Kab. Hulu Sungai Selatan, senin (10/10). Setelah dilakukan pemeriksaan, pada tubuh Korban ditemukan luka tembak di punggung tembus kebahu.
 Kapolres Hulu Selatan AKBP. Sukendar, saat jumpa pers pasca kejadian (13/10), membenarkan,
korban penembakan yang dilakukan oleh oknum brimob itu adalah warga yang kesehariannya sebagai pencari ikan dan diketahui sedang melakukan penyetruman ikan saat kejadian berlangsung. Mengenai luka tembak yang ada ditubuh korban diperkirakan berasal dari senjata laras panjang jenis AK.
 “Terkait seputar kronologis kejadian, Kapolres HSS tidak dapat memberikan jawaban, karena menurutnya, kasus ini terbagi atas dua bagian yaitu proses hukum dan proses Kantibmas. Untuk proses hukumnya sendiri ditangani langsung oleh Polda Kalimantan Selatan, “dan kami dari Polres HSS bertugas untuk menjaga suasana Kantibmas ditempat kejadian tetap kondusif. Jadi untuk mengetahui kronologis yang sesungguhnya dapat berkoordinasi dengan Polda ataupun saksi yang ada di TKP bersama korban,” jawabnya diplomatis.
 Menanggapi pertanyaan metro7 tentang langkah yang ditempuh Polres agar kondisi kantibmas tetap kondusif, Sukendar melanjutkan, pihaknya menggalang tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk melakukan pendekatan secara persuasif dan sampai saat keadaan tetap terkendali. Dia juga mengapresiasi sikap masyarakat yang sangat kooperatif dalam memberikan keterangan kepada pihak kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
 Salah satu bentuk tanggung jawab moril pihak perusahaan dan pihak kepolisian terhadap kejadian yang menimpa korban, perusahaan tersebut memberikan santunan kepada keluarga korban yang ditinggalkan sebesar Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) yang diserahkan langsung oleh Kapolres HSS atas nama Kapolda Kalimantan selatan, dan dari Polres HSS sebesar Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah), serta jaminan beasiswa bagi anak-anak korban dan jaminan adanya kepastian hukum dari pengadilan bagi oknum pelaku penembakan. (metro7/and)