PARINGIN – Berbagai rangkaian acara digelar para penggiat dan pemerhati seni dan budaya Kabupaten Balangan. Dalam 1 hari Minggu (18/12) kemarin, 2 acara tentang seni dan budaya di gelar di Taman Sanggam Balangan.
Diawali dengan acara “Bumi Sanggam Berpuisi” pada pukul 09.00 Wita, acara yang dimotori oleh salah satu sastrawan Balangan Imam Bukhari ini mengadakan lomba cipta dan baca puisi khusus anak-anak sekolah dasar diwilayah Paringin.
 “Lomba cipta baca puisi ini, diikuti sedikitnya 18 peserta dari anak-anak SD se Kota Paringin,” kata Imam Bukhari disela-sela akifitasnya menjuri anak-anak membacakan Puisi.
 Menurut Imam, lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan minat anak untuk senang menulis puisi dan membaca puisi. Dan juga, anak-anak yang hadir pada lomba ini, akan diberikan pemahaman bagai mana cara membacakan puisi yang baik dan benar.
 “Dari lomba tadi didapatkan para pemenang, Juara 1 Sofiya Ddeliarahmah dari SDN Paringin 1 kelas 4, Juara 2 Normahmudi dari  SDN Paringin 1 juga. Dan Juara ke 3 Prida Rahmawati dari Min layap paringin,” sebutnya.
 Ditambahkanya, masing-masing juara mendapatkan sertifikat dan uang pembinaan dari Dewan Kesenian Balangan. Juara 1 mendapatkan Rp. 500.000, juara 2 Rp. 400.000, dan juara ke 3 Rp. 300.000.
 Malamnya, kegitan yang didukung penuh oleh Dewan Kesenian Kabupaten Balangan ini menyuguhkan pementasan Mamanda dari Sanggar Kariwaya Balangan serta juga di meriahkan oleh penampilan musik Panting dari Sanggar Sanggam Barinting Balangan.
  Mengusung tema “Kariwaya Bakarasmin”, penampilan Sanggar Kariwaya yang membawakan sebuah kesenian tradisional masyarakat khas Banjar (Kalimantan Selatan) yaitu Mamanda. Drama atau opera tradisi urang Banjar (orang Kalsel) ini mampu membuat gelak tawa penonton yang hadir di taman yang terletak di jantung kota Paringin.
 Meski sempat diguyur hujan, tidaklah menyurutkan semangat para pemain Mamanda untuk menghibur masyarakat Balangan. Kisah Mamanda sendiri berjudul “Pagat Kasih ditampuh Baah”. Kisah yang menceritakan situasi sebuah kerajaan bernama Sanggam Buana, yang pada awalnya hidup aman, damai, dan sejahtera tiba-tiba berubah akibat diterpa becana.
 “Rakyat di kerajaan Sanggam Buana di gegerkan oleh gangguan makhluk tak kasat mata, yang diduga Jin yang marah akibat ulah sekelompok kecil warganya yang melakukan aktifitas pendulangan emas, dan limbahnya di buang ke sungai Batang Balangan,” jelas Hasmi Yudhi selaku Sutradara dalam Pementasan Mamanda kali ini.
 Diceritakan Hasmi, bangsa Jin murka karena sungai tempat mereka tinggal tercemar oleh ulah orang tak bertanggung jawab. Setelah orang tak bertanggung jawab tersebut ditangkap oleh aparat kerajaan, bangsa Jin pun membuat kesepakatan dengan Raja Sanggam Buana untuk berjanji agar rakyat kerajaan tidak ada lagi yang membuang limbah kesembarang tempat, apa lagi sampai mengotori alam. Apa bila hal itu di langgar maka bangsa Jin akan kembali menghantui dan mengganggu kerajaan Sanggam Buana.
 “Dan kisah cinta antara Putri Raja dengan saudagar kaya pemilik pendulangan emas pun terpaksa harus putus ditengah jalan akibat ulah orang tuanya yang mencemari lingkungan,” tungkasnya.
 Sementara itu, dikempatan yang sama. Ketua Dewan Kesenian Balangan Drs Husin M AP menyebutkan, kedua acara yang di suguhkan oleh para penggiat seni di Balangan ini adalah sebuah bentuk kerjasama yang sinergi antara seniman dengan Dewan Kesenian Balangan untuk melestarikan kesenian daerah.
 “Kita bersyukur karena dibantu oleh rekan-rekan seniman, yang niatnya kuat untuk sama-sama menumbuhkan, menjaga, dan melestariakan kesenian dan budaya khas Balangan,” ujarnya.
 Husin berharap, kegiatan serupa tetap terus ada dan kalau perlu dijadikan agenda rutin supaya masyarakat Balangan lebih mengenal dan rasa memiliki akan seni dan budaya yang dimiliki daeranya semakin besar.
 “Kalau masyarakat lebih tau dan lebih mencintai akan seni budaya yang dimiliki daerahnya, pasti itu akan menjadi sebuah regenerasi pencinta dan penggiatnya yang tak terputus,” harapnya.
 Terakhir, husin berpesan agar penggiat seni maupun masyarakat umun untuk terus menjaga dan melestarikan seni dan budaya khas Balangan, karena seni dan budaya adalah ciri sebuah daerah serta seni dan budaya adalah harta karun yang tak ternilai harganya. (metro7/wnd)