SUASANA sangat berbeda dari hari-hari biasanya, nampak terlihat di Desa Walangkir, Kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, sejak Senin (27/3) sore hingga Selasa (28/3) pagi.
Deretan mobil yang mayoritas menggunakan plat dinas nampak berjejer terparkir di tepi ruas jalan desa tersebut, tepatnya di sekitar lokasi Masjid Nurul Yakin.Di depan sebuah rumah tak jauh dari masjid, beberapa wajan besar dengan api yang masih menyala turut menjadikan adanya nuansa berbeda di desa tersebut. Sementara itu warga desa, laki-laki, perempuan, tua, muda bahkan anak-anak selain memadati ruang masjid juga banyak yang berkerumun di halaman dan juga jalan di depan masjid. Pemandangan yang tampak itu bukan karena ada warga yang sedang melakukan hajatan seperti selamatan, kawinan atau peringatan hari besar Islam, tapi ternyata Desa Walangkir kedatangan tamu spesial.Tamu yang menjadi istimewa bagi warga Desa Walangkir itu adalah Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani yang datang bersama hampir semua pimpinan SKPD di jajaran Pemkab Tabalong.
  Bukan hanya sekadar datang untuk melakukan kunjungan kerja beberapa jam dan terus pulang, tapi bupati dan rombongan bermalam di desa itu.
  Beberapa rumah warga yang berdekatan dengan lokasi masjid pun menjadi tempat bermalam para pejabat di Pemkab Tabalong tersebut, termasuk pula bupati.
  Ya, menginap di rumah warga yang ada di desa menjadi salah satu cara bagi Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani untuk bisa lebih menyerap lagi aspirasi masyarakatnya.
  Sebelum menginap di Desa Walangkir sudah ada beberapa desa lainnya di wilayah selatan Kabupaten Tabalong yang telah didatangi untuk menginap.
  Seperti sebelumnya, agenda menginap ini diawali dengan salat magrib berjamaah, mendengarkan tausiyah, salat isya berjamaah, makan bersama lalu dialog.
  Semua kegiatan itu berpusat di masjid desa dan selalu disambut antusias warga yang berusaha memanfaatkan momen spesial ini dengan ‘curhat’ kepada bupati.
  Seperti di Desa Walangkir, warga pun menyampaikan beberapa usulan terkait fasilitas dan kebutuhan dasar yang menjadi keperluan warga desa.
  Dalam dialog yang berlangsung sekitar satu jam di dalam masjid ini, beberapa usulan pun ada yang langsung direspon untuk segera direalisasikan.
  Selesai acara di masjid, barulah bupati beranjak ke rumah Kepala Desa Walangkir, Husni, yang menjadi tempatnya menginap.
  Tetapi ternyata di dalam rumah bupati tak lantas langsung berganti pakaian dan merebahkan diri untuk memejamkan mata.
  Sambil menikmati kopi dan makanan ringan, dengan ditemani beberapa warga dan kepala SKPD, bupati memilih untuk ngobrol santai.
  Dalam obrolan santai ini selain berisi diskusi ringan terkait pembangunan, sesekali juga diselingi dengan candaan yang memancing gelak tawa.
  Suasana baru terdengar senyap ketika waktu sudah menunjukan pukul 02.30 wita, Selasa (28/3). Bupati pun memilih merebahkan diri di ruang tamu bersama beberapa warga.
  Bupati dan rombongan sendiri meninggalkan Desa Walangkir pada pagi hari sekitar pukul 07.00 setelah sarapan dan meninjau lokasi pembangunan majelis taklim di kampung Duhat.
  “Ini kunjungan menginap kelima, setelah ini akan berpindah ke wilayah utara dan ke saya ke Walangkir ini terakhir delapan tahun lalu. Banyak kemajuan yang sudah terlihat,” kata Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani yang diwawancari di sela-sela aktivitasnya bermalam di Desa Walangkir, Senin (27/3) malam.
  Dengan menginap seperti ini menurut Anang sangat banyak manfaat yang bisa dirasakan, selain bisa menyerap aspirasi dan mendekat diri dengan masyarakat, juga bisa melihat langsung bagaimana progres pembangunan yang dilakukan.
  “Sejauh ini sangat efektif dan masyarakat juga merasa dihargai karena kita datang ke desanya,” kata Anang.
  Sedangkan terkait desa mana yang akan dijadikan lokasi menginap semuanya diserahkan kepada camat yang wilayahnya mendapat giliran.
  Terpisah, Kepala Desa Walangkir, Husni, mengaku sangat senang bupati mau bermalam di desanya dan berharap bisa membawa kemajuan bagi desa mereka.
  “Seumur-umur, sudah berdomisili sekitar 22 tahun di sini baru ini pertama kali bupati menginap di sini,” katanya.
  Sedangkan terkait rumahnya yang dijadikan tempat menginap, menurut Husni, tentu saja ada persiapan yang dilakukan agar bupati merasa nyaman.
  Misalnya dengan menyiapkan kamar tidur, fasilitas MCK yang bersih agar bisa membuat nyaman bila bupati memang mau menggunakannya.
  “Untuk tempat tidur perlengkapannya tidak ada beli yang baru, kita gunakan yang ada saja,” ungkap Husni.
   Hanya saja bupati memang sejak awal sudah meminta dirinya agar tidak perlu menyiapkan kamar khusus untuk tidur karena bupati memilih tidur di ruang tamu bersama yang lainnya.
  Di ruang tamu itu, imbuh Husni, seperti beberapa warga dan pejabat yang lainnya bupati awalnya tidur hanya beralaskan hambal.
  “Lalu saya tawarkan tambahan hambal yang dilipat supaya lebih tebal. Itupun pak bupati sempat menolak, tapi akhirnya mau,” kata Husni.
  Kalau untuk makanan yang digunakan selama acara, pihaknya juga mendapat bantuan dari Pemkab Tabalong dan pengerjaannya dilakukan secara gotong royong.
  “Persiapan sudah kita lakukan sejauh mungkin, masyarakat juga sangat antusias bergotong royong baik memasak dan lainnya,” katanya