TANJUNG – Beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan termasuk Tabalong memang menjadi daya tarik bagi pengusaha besar termasuk asing untuk berinvestasi. Namun, minimnya dukungan insfrastruktur dari Pemerintah Pusat menjadi dilema bagi daerah termasuk pihak penanam modal.
Seperti terkait permasalahan angkutan semen PT Conch yang menyebabkan banyaknya jalan daerah, provinsi termasuk jalan nasional yang rusak, akibat kondisi jalan di Kalsel baru kelas III, dan belum kelas II. Terlebih kelas I yang mampu menahan beban angkutan puluhan ton armada pengangkut semen.
  Hal itupun disampaikan Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani saat acara Musrenbang Kalsel yang digelar Rabu tadi di Gedung KH Idham Chalid Banjarbaru. Ia mengajukan permohonan sapaya jalan nasional dari Tanjung menuju Banjarmasin ditingkatkan dari kelas III menjadi kelas II atau kelas I.
  “Ini emergency banget, kalau tidak ditanggulangi maka saya yakin masyarakat sebagai pengguna jalan dibeberapa kabupaten yang dilintasi angkutan semen bakal berontak dan melakukan protes keras,” kata Bupati Anang saat dialog dengan pihak  perwakilan Kementerian PUPR yang hadir diacara Musrenbang Kalsel.
  Dikatakan, dampak tidak siapnya insfrastruktur jalan yang menyebabkan adanya protes dari publik akan berdampak citra buruk Republik Indonesia dimata investor asing, termasuk iklim investasi di Kalsel khususnya di Tabalong bakal terganggu.
  “Kami juga memohon dalam waktu dekat ada orang Kementerian PUPR untuk datang ke Tabalong melihat langsung kondisi itu, sehingga dapat secepatnya ditangani,” katanya lagi.
  Hal sama juga dilontarkan Kadis Perdagangan yang juga Plt Kadis Perindustrian Provinsi Kalsel, H Birhasani. Dikatakannya peningkatan jalan nasional di jalur daerah Hulu Sungai harus dilakukan, terlebih jalur tersebut merupakan lintasan antar provinsi, juga termasuk jalur pengembangan industri di Kalsel.
  “Wilayah Hulu Sungai adalah daerah yang banyak dilirik investor. Maka itu kami meminta pusat agar bisa membantu pembangunan infrastruktur khususnya jalan, baik itu peningkatan kelasnya maupun pelebaran jalan,” imbuhnya.
  Sebelumnya, bupati Anang juga menyampaikan agar percepatan pembangunan angkutan kereta api rute Banjarmasin-Tabalong –Balikpapan secepatnya terealisasi. Sebab, hal itu akan berdampak baik bagi investasi didaerah. Dimana keberadaan para investor termasuk PT Conch di Tabalong bukan 5 atau 10 tahun saja, melainkan ditergetkan 50 tahun lebih berinvestasi di Kalsel. Maka itu menurutnya selain peningkatan kelas jalan, juga percepatan angkutan kereta api adalah solusi terbaiknya.
  Terpisah, Humas PT Conch, Yandri juga membenarkan akibat adanya protes dari publik maupun hasil razia yang dilakukan di Kabupaten Balangan terkait angkutan yang dituding merusak jalan berdampak pada penjualan maupun produksi semen di perusahaannya.
  “Sekarang produksi kita sangat jauh menurun. Inipun sangat berdampak terhadap karyawan. Perusahaan kami terpaksa menurunkan upah terhadap para pekerja yang melakukan paking semen,” katanya.
Dia juga memastikan perusahaannya sudah melakukan koordinasi dengan pihak angkutan agar menyesuaikan angkutannya dengan ijin kir. Begitupula perusahaannya tidak akan memberikan pesanan barang yang melebihi ijin tonase angkutan.
  “Mudah-mudahan permasalahan ini bisa cepat clear. Sehingga investasi perusahaan kami dan dampak buruk terhadap karyawan tidak terganggu,” tuturnya. (metro7)