AMUNTAI – Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan menemukan beberapa warga yang sudah lama diduga terinfeksi HIV/AID.
 Petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesehatan Kecamatan Paminggir Syamsul Mu`arif di Amuntai Minggu mengatakan, sebanyak tiga warga Desa Ambahai dan Desa Paminggir, Kecamatan Paminggir diduga positif mengidap HIV/AIDS
“Mereka kami duga sudah lama tertular virus HIV/AIDS sehingga kondisinya sudah cukup parah,” Ujar Syamsul Mu`arif.
 Syamsul mengatakan Dinas Kesehatan telah melakukan tes terhadap pasien yang terdeteksi penyakit yang menyerang kekebalan tubuh tersebut, dan hasil dari pemeriksaan ternyata positf.
 Menurut Syamsul, kebanyakan kasus HIV AIDS baru diketahui beberapa tahun kemudian setelah pasien terinfeksi virus mematikan tersebut.
 Sejak 2010 hingga akhir 2016, tambah dia, sebanyak 32 kasus HIV/AIDS ditemukan di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), dan sebanyak 18 orang diantaranya meninggal dunia.
 Pasien yang terdeteksi positif mengidap HIV/AIDS di Kabupaten HSU akan diperiksa lebih akurat lagi di rumah sakit Banjarmasin, karena bisa saja, berdasarkan pemeriksaan di HSU positif ternyata di Banjarmasin negatif.
 “Pernah terjadi, pasien yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS oleh petugas kesehatan di daerah, setelah dirujuk ke RS Banjarmasin tidak positif. Akan tetapi jika hasil cek kesehatan di daerah ternyata negatif maka bisa dipastikan cek selanjutnya di Banjarmasin juga negatif,” kata Syamsul.
 Ia mengatakan jajaran kesehatan kini mengintensifkan penyuluhan mengenai AIDS ini kedaerah terpencil seperti Paminggir, apalagi sejak ditemukannya kasus pengidap HIV AIDS di wilayah paling ujung Kabupaten HSU yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah tersebut.
 Saat ini, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) cukup aktif untuk melakukan sosialisasi terhadap pencegahan penyebab HIV/AIDS melalui berbagai kegiatan.
 “Kami semakin proaktif mencari pengidap HIV, apalagi setelah tempat prostitusi di tiga lokasi ditutup,” ujar Sekretaris KPA Banjarbaru Edi Sampana di Banjarbaru, Jumat (7/4).
 Ia mengatakan sebelum tiga tempat prostitusi yakni Pembatuan Dalam, Batu Besi dan Pal 18 ditutup, pihaknya fokus mencari pengidap HIV pada tiga lokasi potensial tersebut.
 Namun, sejak tiga tempat lokalisasi ditutup pertengahan Desember 2016, pihaknya sejak awal 2017 mengarahkan sosialisasi dan penyuluhan kepada pihak lain yang bersedia.
 “Kami menyurati pengurus PKK, pengelola tempat karaoke, hotel-hotel bahkan lembaga pemasyarakat dan direspon baik karena mereka mau di tes HIV secara sukarela,” katanya. (metro7)