PARINGIN – Jembatan besi masa Belanda begitulah sebutan untuk jembatan besi peninggalan masa kolonial di Kecamatan Lampihong, yang melintang di atas Sungai Batang Balangan tepatnya di Perbatasan Desa Lampihong Kiri dengan Desa Simpang Tiga.
Jembatan berbentuk lengkung tersebut yang pembuatannya terjadi sekitar tahun 1932-1933 tersebut mengunakandikontruksi gabungan antara teknologi beton dengan teknologi baja dengan campuran unsur kayu Ulin.
Saat ini kondisi jembatan masa kolonial tersebut memprihatikan, sembatan di cat dan ditambal jalanya, kini kondisi jembatan tersebut kembali meperhatikan. Karena banyaknya bahu jalan yang sudah berlobang bahkan warga mengunakan drum untuk menutupnya, selain itu karatannya badan jembatan yang terbuat dari baja tersebut juga menambah kesan memprihatikan semakin nampak jelas.
Salah satu warga Lampihong Kiri Muhammad Firdaus mengatakan, keberadaan jembatan sangat vital untuk akses dari Balangan Ke HSU maupun sebaliknya, namun selain sebagai sarana akses penyeberangan jembatan tersebut juga merupakan benda bersejarah dalam perkembangan daerah Kabupaten Balangan.
“Jembatan Besi masa Belanda selain bukti sejarah juga merupakan situs budaya masyarakat Lampihong maupun Balangan secara umum, maka sudah seharusnya perawatan maupun perbaikannya merupakan kewajiban prioritas pemerintah,” ujar Daus Jumat (21/7/2017).
Diakui Daus, meski sudah ditambalnya bahu jalan berlobang pada jembatan tersebut beberapa lalu, namun kini kondisinya makin parah , sehingga hal tersebut tmembuat pengguna jembatan was-was dan tidak nyaman melintas
“Selain bahu jalan yang berlobang, karat pada badan jembatanpun terlihat jelas dan ditambah kandang jembatan juga banyak rusak, hal tersebut harus menjadi perhatian oleh pemerintah guna mempertahankan nilai kegunaan dan sejarah dari jembatan besi tersebut,”pungkasnya. (metro7/sugi)