METRO7.CO.ID, Paringin – Memasuki genap dua tahun kepemimpinan Bupati Balangan H Ansharuddin dan Wakil Bupati Balangan bulan Februari mendatang, masih ada beberapa janji politik saat Pilkada lalu belum terpenuhi oleh pasangan dengan jargo Sehati ini.

Salah satu janji politik yang sampai saat ini belum terealisasi ialah menstabilkan harga karet dikisaran Rp 7000 per kilogramnya ditingkat para petani.

Janji politik tersebut, menjadi harapan dari masyarakat luas Bumi Sanggam bisa segera direalisasikan, sebab hampir 70% lebih warga Balangan perekonomiannya tergantung dari hasil perkebunan karet ini.

Salah satu warga Balangan, Muhammad Syarif mengakui, masih berharap banyak terkait realisasi janji politik pemerintahan sekarang yang menstabilkan harga karet dikisaran minimal Rp 7000 per kilogramnya.

“Saya dan banyak masyarakat Balangan masih menaruh harapan realisasi kenaikan harga karet ini. Pasalnya, kami yang hidup dengan mata pencarian petani karet ini sangat mengharapkannya,’’ bebernya.

Apalagi saat ini, lanjut dia, kisaran harga karet di kalangan petani masih fluaktif dimana kisarannya antara Rp 5 hingga 6 ribu itupun kadang-kadang turun.

Dengan kisaran harga tersebut, menurut dia, penghasilan masyarakat masih jauh dari angka ideal, terlebih saat ini kebutuhan hidup cenderung terus meningkat.

“Jika harga stabil di Rp 7000 per kilogramnya, kita para petani tidak terlalu terjepit sebab penghasilan yang didapat masih memadai. Untuk itu, kami berharap program menstabilkan harga karet ini, bisa segera direalisaikan oleh pemerintah daerah,’’ harapnya.

Terpisah, Bupati Balangan H Ansharuddin mengakui, jika sektor perkebunan khusus komoditi karet di Kabupaten Balangan terus diperkuat keberadaannya, ini tidak terlepas dari kondisi dimana karet menjadi komoditi dominan yang menjadi lahan mata pencarian bagi warga di Kabupaten yang berjuluk Bumi Sanggam tersebut serta sekaligus merealisasikan janji politik saat Pilkada lalu.

“Berbagai upaya terus kita lakukan guna memaksimalkan sector komoditi karet ini. Diantara upaya yang kita dilakukan yakni, lewat penyediaan bibit unggul, sosialisasi dan praktis budidaya, penyediaan bahan campuran karet dan bahkan mengkoordinasikan dengan pangsa pasar dengan harga yang cukup memadai,’’ bebernya.

Khusus tahun 2018 ini, menurut orang nomor satu di Bumi Sanggam ini, pihaknya fokos meningkatkan kualitas lewat bantuan cairan deorab (cairan pembeku) untuk membekukan karet.

“Kita berharap dengan meningkatnya kualitas karet, maka harganya pun juga turut meningkat,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Balangan Tuhalus menyebutkan, bahwa luas perkebunan Karet di Balangan sekitar 37.939 Ha yang tersebar di 8 kecamatan.

Sampai saat ini, menurut dia, berbagai upaya telah dilakukan guna mendukung eksistensi karet sebagai sektor ekonomi masyarakat luas di Balangan.

“Khusus tahun ini kita menyediakan anggaran kurang lebih Rp 3 miliar untuk bidang perkebunan karet yang terdiri dari pembagian deorab bagi para petani, pembangunan gudang penyimpanan karet, penangulangan penyakit dan program lainnya,’’ bebernya.

Terpisah Wakil Ketua DPRD Balangan, M Nor Iswan menilai, apa yang dilakukan pemerintah daerah dalam merealisasikan program peningkatan/menstabilkan harga karet ini, masih setengah-setengah alias tidak maksimal.

Hal tersebut, menurut politisi PKS ini, bisa dilihat dari besaran anggaran yang disediakan khusus untuk menunjang program tersebut, dimana anggaran yang disediakan hanya sekitar Rp 3 miliar.

Dengan besaran anggaran tersebut, menurut Iswan, masih jauh dari cukup jika ingin menstabilkan harga karet dan seharusnya ada program lain selain peningkatan kualitas untuk menaikan harga karet.

Selain anggaran yang rendah, lebih jauh dirinya menilai, tidak adanya program penunjang dari dinas lain, selain di dinas pertanian terkait program ini juga menandakan tidak seriusnya pemerintah untuk mewujudkan peningkatkan harga karet.

Seharusnya, menurut salah satu tokoh muda Bumi Sanggam ini, program peningkatan/menstabilkan harga karet ini, harus dilakukan keroyokan bukan hanya dibebankan hanya kepada dinas pertanian saja.

Dirinya mencontohkan, jika urusan peningkatan kualitas, budidaya dan sejenisnya ok lah dilakukan oleh dinas pertanian. Tapi jika terkait, masalah distribusi dan fluktuasi harga tentu yang lebih paham dan pas adalah dinas perdagangan, begitu pula jika menyangkut bidang pendukung lainnya seperti Infrastruktur tentu dinas PU yang lebih tepat melakukannya.

“Kami di dewan tentu akan mendukung tiap program yang mempunyai tujuan bagus untukmasyarakat dengan menyetujui anggaran yang diusulkan untuk program tersebut, termasuk program menaikan harga karet ini. Jadi tinggal eksekutif, bagaimana keserusannya untuk mewujudkannya,’’ tegasnya.

Sekedar untuk diketahu, sesuai dengan RPJMDRPJMD Balangan tahun 2016-2021 dan target,Bupati Balangan H Ansharuddin, angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang pada tahun 2014/2015 sebesar 66,44 menjadi 66,75 pada tahun 2016 dan lima tahun ke depan menjadi 68,15.

Untuk pertumbuhan ekonomi Balangan, jika pada tahun 2014/2015 kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto sebesar 16,73 %, maka ditargetkan meningkat menjadi 17 % pada tahun 2016 dan dalam lima tahun ke depan menjadi 18,00 %.

Khusus untuk tingkat kemiskinan di kabupaten Balangan, pasangan Bupati dan Wakil Bupati dengan Jargo SEHATI ini, menargetkan menurun pada tahun 2016 menjadi 6,05 dan dalam lima tahun ke depan menjadi 4,90 dari yang pada tahun 2014/2015 berada di angka 6,17.

Berdasarkan arsitektur RPJMD ini sendiri, selama lima tahun kedepan Balangan setidaknya memerlukan danasekitar Rp4,87 triliun untuk dana belanja.

Besaran anggaran tersebut, direncanakan akan digunakan untuk beberapa program prioritasyang terdiri dari 16 program prioritas diantaranya, pembangunan Sport Centre, Terminal Baru dan Pengembangan jalan mulai bundaran ban dan jembatan kembar Paringin Kota dan pemanfaatan terminal lama sebagai ruang terbuka dan taman kota. (Metro7)