METRO7. CO. ID, Paringin – Puluhan ribu ikan dalam karamba milik para petani di desa Dahai Kecamatan Paringin mendadak mati, Selasa (8/5/2018) sore kemarin.

Matinya puluhan ribu ikan jenis Ikan masa dan Nila milik para peternak karamba di sepanjang sungai yang menjadi batas antara Kabupaten Balangan dengan Kabupaten Tabalong ini, membuat masyarakat pemilik keramba panik karena kejadiannya mendadak.

Mati mendadaknya puluhan ribu ikan budidaya keramba ini, membuat para pemiliknya gusar lantaran kerugian yang dialami masing-masing para petani keramba ini mencapai puluhan juta, terlebih sebagian besar ikan yang mati mendadak ini sudah siap panen.

Nurdin salah satu pemilik keramba mengungkapkan, dirinya baru mengetahui jika ikan miliknya mati mendadak saat sore hari saat mau memberi pakan.

Ternyata, kata Nurdin, bukan hanya ikan miliknya yang mati, namun semua ikan keramba yang ada juga mati, bahkan ikan sungai biasa yang bukan keramba juga turut mati.

“Saat itu air sungai terlihat jernih namun pekat, dan di ingsang ikan terdapat lendir seperti lumpur yang kemungkinan berupa tawas (zat penjernih air) dari tambang,” ujarnya kepada Mata Banua saat berada dilokasi keramba miliknya, Rabu (9/5/2019).

Untuk kerugian sendiri, menurut Nurdin, dirinya hampir memastikan berkisar puluhan juta karena dari 6 keramba yang dirinya miliki dengan jumlah ikan 6 ribu lebih semuanya mati tanpa ada seekor pun hidup lagi.

“Saya itu kalau dihitung-hitung modal hampir Rp25 juta sudah, karena ikan ini sudah siap panen,” bebernya.

Ternyata, menurut Nurdin, kejadian mati mendadak ikan keramba milik masyarakat ini bukan yang pertama kalinya, tahun lalu juga pernah terjadi dan penyebabnya yakni, air keruh seperti kopi susu.

“Tahun lalu penyebab mainnya karena air limbah tambang dan sekarang pun kami yakin penyebabnya karena kualitas air berasal dari tambang batubara buruk sehingga ikan mati. Kami berharap perusahaan bisa bertanggung jawab karena telah merugikan masyarakat, sama seperti tahun lalu, “ harapnya.

Sedangkan Kepala Desa (Kades) Desa Dahai, H Sulaiman menyampaikan, jika pihaknya sudah mengetahui dan menindaklanjuti kejadian tersebut.

“Kami sudah melakukan komplain ke PT Adaro Indonesia untuk segara mengambil tindakan atas apa yang telah terjadi pada masyarakat kami. Kami juga minta perusahaan tambang batubara segara menganti kerugiaan kami para masyarakat peternak ikan keramba,” tegasnya.
Jumlah petani keramba sendiri, menurut Sulaiman, di desanya ini kurang lebih 20 orang yang tergabung dalam satu kelompok dan mandiri.

“Kami tentu berharap kejadian ini tidak terulang lagi, dan permasalahan ini segara diselesaikan, “ tungkasnya.

Terpisah saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Balangan, Fahruraji mengungkapkan, pihaknya sudah turun ke lapangan untuk mengambil sampel atas kejadian ini.

“Sampel sudah kita ambil berupa ikan yang mati serta air sungainya, dan sudah kita bawa ke laboratorium di Banjarmasin untuk diteliti lebih lanjut,” ujarnya.

Berdasarkan pengamatan kasat mata, lanjut Fahruraji, memang tidak ada tanda-tanda serangan virus yang menyebabkan matinya ikan keramba ini secara massal.

Menurutnya, ada dua kemungkinan selain virus yang menyebabkan ikan ini mati massal, yaitu karena pencemaran air oleh limbah tambang, atau peningkatan suhu air secara drastis.

“Kalau dari hasil pendataan sementara, ada sekitar 50 ribu ikan keramba yang mati mendadak, semoga dalam beberapa hari ke depan hasil lab sudah keluar dan kita ketahui apa penyebabnya untuk segera ditindaklanjuti,” pungkasnya . (Metro7)