METRO7.CO.ID, Jakarta – Pengamat Politik Ekonomi Kebangsaan, Cahyo Gani Saputro memperhatikan beredarnya nama kandidat Cawapres Jokowi, adalah sebuah realitas politik menguatnya politik identitas, stetmen rest area jangan diisi merk asing merupakan counter issue, begitu juga issue turunnya kemiskinan menjadi data bahwa persoalan ekonomi tidak ada masalah, Senin (16/7/2018)

Namun yang menarik adalah dari kandidat cawapres yang beredar belum nampak para kandidat yang berlatarbelakang praktisi ekonomi, yang mana sudah tentu untuk melanjutkan program dan pembangunan akan membutuhkan suatu stabilitas dan fundamental ekonomi yang kuat, yang barang tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar, sesungguhnya yang menjadi sorotan nasional dan internasional adalah tentang divestasi Freeport, yang mana disanalah wujud kepentingan nasional diwujudkan.

Cahyo melihat konstelasi politik nasional masih belum move on terhadap skema politik identitas, sekaligus kemenangan gerakan politik identitas, yang mana calon sepopuler apapun dan dengan elektabilitas yang besar di “udara” akan kalah dengan gerakan “darat”.

Dengan menguatnya politik identitas, justru kedepannya akan sangat kontra produktif dengan program revolusi mental dan pembangunan karakter kebangsaan, serta issue gerakan melawan intoleransi, ekstrimisme dan terorisme. Terkait oleh hal tersebut justru akan memperbesar peluang kandidat yang berlatar belakang purnawirawan Militer yang masyarakat mengenal mempunyai jiwa patriotis dan nasionalisme yang tidak diragukan serta tetap menjunjung tinggi Sapta Marga, apalagi bicara tentang Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu konsensus bersama bangsa.

Seharusnya wacana publik mengenai siapa kandidat Cawapres Jokowi harus disudahi, dan kita percayakan kandidat Cawapres tersebut kepada Jokowi dan Partai Pengusung serta pendukungnya, karena pasti Jokowi akan mencari wakil untuk menuju periode kedua ini yang full speed atau kekuatan penuh dalam menuntaskan pekerjaan rumah di periode pertama dan yang mempunyai chemistry dalam melakukan kerjasama, menurut pandangan pengamat ini. (metro7/ad)