METRO7.CO.ID, BANJARMASIN – Ditengah acara puncak festival budaya pasar terapung yang turut dihibur para ibu-ibu (acil sebutan bahasa banjar) berdagang di perahu (jukung) di atas sungai berputar mengelilingi sungai Martapura, ada sedikit pemandangan yang kurang sedap.

Sebab disaat para pengunjung merasa terpukau dengan puncak festival tersebut, tidak jauh dari itu di bagian sungai lainnya terlihat ada sampah berupa plastik, tanaman eceng gondok (ilung), Minggu (26/8/2018) di siring 0 Km sungai Martapura Banjarmasin.

Acara Festival Budaya Pasar Terapung 2018, digelar selama dua hari mulai 24-26 Agustus 2018, dibuka langsung Sekdaprov Kalsel, Abdul Haris Makkie, Sabtu malam (25/8/2018) dihibur sang diva Rossa, dan berbagai masakan khas banjar disuduhkan.

Salah seorang pengunjung, Anton, menyatakan, “Sangat disayangkan disaat puncak acara festival budaya pasar terapung, pemandangan kurang enak diliat karena banyaknya sampah berserakan di atas sungai, padahal para ibu-ibu (acil) pedagang di perahu lagi atraksi mengelilingi sungai Martapura,” ucapnya.

Bberapa hari ini, menurut Anton, banyak terlihat tanaman ilung (eceng gondok) bercampur dengan sampah plastik, kondisi ini mungkin disebabkan kemarau panjang, sampah mulai terkumpul dan juga tanda-tandanya air sungai mau asin.

“Melihat keadaan seperti ini, tiap tahun jelang kemarau panjang di sungai Martapura sampah selalu bertumpuk / kumpul jadi satu bersama dengan tanaman liar (eceng gondok/ilung), lebih parah lagi sebagian warga juga sering buang sampah sembarangan melempar ke sungai, pemerintah harus jeli dan mencari solusinya supaya warga tidak lagi membuang sampah ke sungai, apalagi disaat ada acara festival seperti ini, jadi kurang menarik,” tungkasnya. (Metro7/ad)