AMUNTAI – Eceng gondok (Ilung) merupakan suatu tumbuhan yang sering kita temui dilahan pertanian, selama ini tumbuhan tersebut dianggap para petani sebagai gulma.

Namun tak terkecuali bagi warga Banyu Hirang RT.03, Kecamatan Amuntai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) ini.

Supianor contohnya, berawal dari mencoba, ia berhasil menyulap Eceng gondok menjadi suatu kerajinan yang bernilai ekonomis.

Tak sampai disitu, lelaki sekaligus ketua kelompok pengrajin anyaman Eceng gondok Desa Banyu Hirang ini juga berhasil memperkerjakan sekitar 50 pekerja dari berbagai keterbelakangan diantaranya, anak putus sekolah, anak kuliahan, hingga Ibu rumah tangga.

“Puluhan para pengrajin anyaman Eceng gondok ada dari Pulau Tambak, Sungai Nyiur dan Banyu Hirang sendiri,” ucap Supianor, Rabu (5/12/2018).

Selain itu katanya, berkat bantuan berbagai pihak, seperti PT. Adaro beberapa tahun lalu, para pengrajin anyaman Eceng gondok lebih terbantu dan lebih mudah melakukan penyemperotan (pemolisian) bahan.

Dari anyaman berbahan baku eceng gondok tersebut bebernya, para pengrajin disini bisa mengolah berbagi bentuk kerajinan, seperti tikar oval, tempat tisu, kursi, meja dan lain lain, dengan harga penjualan kisaran paling murah seharga tiga puluh ribu sampai tujuh juta.

“Berbekal kecakapan para pekerja, disitulah mereka dapat pundi pundi uang,” pungkasnya.(metro7/mnr)