Marabahan — Desa Belandean merupakan salah satu desa tertua di Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala (Batola). Ironisnya, pembangunan desa ini, terutama infrastruktur jalan, masih tertinggal dari desa lain.
Salah seorang tokoh masyarakat setempat, Salman, mengungkapkan Jalan Ray 4 menuju Puntik Tengah dan akses jalan Ray 11 menuju Tanjung Harapan, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kalau musim hujan, jalan tersebut tidak bisa dilewati karena becek dan berlubang. Bahkan kini ditumbuhi rumput yang hampir menutupi badan jalan.
Warga RT 8 Desa Belandean ini mengungkapkan sudah lima tahun Jalan Ray 4 tidak pernah tersentuh proyek. Padahal jalan tersebut lebih dekat untuk menghubungkan ke ibukota  kabupaten Batola ke Kantor Kecamatan Alalak jika dibandingkan jalan lain.
 “Padahal kalau dibina Jalan Ray 4 ini lebih mudah pembinaannya, karena akses jalan yang rusak hanya tiga kilo tujuh ratus meter dan jembatan yang ada cuma dua jembatan. Sedangkan Jalan Ray 17 menuju Sungai Pitung hampir lima km panjangnya, baru bisa mendapati jalan Trans Kalimantan dan jembatannya pun lebih banyak dibandingkan Jalan Ray 4,” ungkap Salman.
Masih kata Salman, peningkatan jalan dan pemasangan gorong-gorong di Ray 4 terakhir kali dilakukan tahun 2008 lalu. Namun setelah itu tidak pernah lagi tersentuh proyek pembangunan. Waktu itu yang mengerjakan adalah masyarakat karena sifatnya proyek padat karya.
Hal senada diungkapkan oleh Isur warga Desa Belandean Dalam RT 11. Menurutnya Jalan Ray 4 ini merupakan akses warga menuju areal pertanian, dimana 95 persen warga setempat adalah petani.
“Kalau musim hujan jalan tersebut hampir tidak bisa dilewati para pengendara motor karena kondisi jalannya sakit (rusak) dan ditumbuhi pepohonan besar. Jadi kalau dipaksakan banyak pengendara sepeda motor yang terjatuh saat melintasi jalan tersebut,” pungkas Isur.
Sementara itu Kaur Pembangunan Desa Belandean Muara, Fachriadi, mengaku sangat prihatin terhadap kondisi Jalan Ray 4 ini. Padahal kalau kondisinya bagus warga bisa lebih cepat menuju Kota Marabahan.
“Kita harapkan pemerintah daerah memperhatikan kondisi pembangunan jalan tersebut, kalau dilihatkan berlarut-larut maka akses jalan tersebut akan tertutup, karena jadi hutan sedangkan pada saat ini pun, sudah ditumbuhi oleh pepohonan besar di tengah jalan,” ujar Fachariadi.
Belum didapat keterangan resmi dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Batola terkait kerusakan jalan ini. Ketika akan dikonfirmasi di kantornya, kepala dinas sedang melakukan tugas luar. (Metro7/Andi)