Tamiang Layang — Sejak didirikannya Taman Kanak-kanak (TK) di Desa Kandris Kecamatan Dusun Timur Kabupaten Bartim setahun lalu, kegiatan belajar mengajar dan bermain masih dilakukan di aula balai desa setempat.
Kepala Desa Kandris, Ngaraindi, menilai anak-anak yang belajar dan bermain di aula balai desa tentu merasa kurang nyaman dibandingkan di gedung sekolah. “Setiap hari guru dan murid TK belajar dan bermain di aula balai desa,” ungkap Ngaraindi.
Selain itu, balai desa yang berubah fungsi menjadi ruang belajar anak TK ini membuat kegiatan para aparat terganggu. Setiap ada kegiatan seperti rapat para aparatur desa yang menggunakan balai desa di pagi hari, dengan sangat terpaksa proses belajar mengajar dan bermain anak di tempat itu diliburkan. Padahal, kegiatan desa ini sering dilaksanakan. Tapi apa boleh buat, karena tempat belajar menjadi satu dengan balai desa, murid diliburkan.
“Kasihan juga anak-anak, setiap kami mengadakan rapat dan bertepatan dengan hari bersekolah anak, mereka terpaksa diliburkan,” tutur Ngaraindi.
Aparat desa setempat bukannya berdiam diri melihat kondisi tersebut. Persoalan ini sudah dibahas dalam rapat untuk mencari solusi dan cara mengatasinya. Bahkan, kata Ngaraindi, pihaknya berulang kali mengusulkan kepada instansi terkait untuk minta bantuan diadakannya gedung untuk sekolah TK tersebut, namun belum juga terealisasi.
Karena Melalui media ini, Ngaraindi berharap agar instansi terkait dapat membantu membangun gedung sekolah. Dengan demikian, anak TK dapat konsentrasi dalam belajar dan bermain di sekolahnya. (Metro7/Jaya)