JAKARTA – Satu orang karyawan kembali menjadi korban longsor di PT Freeport Indonesia (PTFI) di
Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) meminta Kementrian ESDM untuk menjelaskan ke publik apa alasan memberikan izin ke Freeport untuk kembali beroperasi.
Padahal, kata dia, longsor sebelumnya yang menewaskan sebanyak 28 karyawan hingga kini belum diketahui penyebabnya.
“Kenapa memutuskan untuk memulai operasional tambang Freeport kembali mulai kemarin,” kata Presiden KSPSI, Andi Gani Nena Wea, Jumat (31/5/2013).
Korban, Herman Wahid, dilaporkan sempat tertimbun longsor di area loading point 1 Charlie West DOZ. Beruntung, Herman berhasil diselamatkan dan kini dirawat di Rumah Sakit Tembagapura, Mimika. Kondisinya kritis.
“Saya sudah meminta manajemen Freeport bertanggung jawab soal keselamatan kerja di sana dan jangan memulai operasional tambang sampai hasil investigasi keluar. Sehingga kita bisa menghindari musibah seperti ini terjadi lagi,” terangnya.
Seperti diketahui, pada 14 Mei 2013, terowongan fasilitas pelatihan Big Gossan runtuh dan menewaskan 28 pekerja. Sebanyak 10 orang berhasil diselamatkan. PTFI dan pemerintah masih menginvestigasi kecelakaan tersebut. (trk)

Kabupaten Timika, Papua, sekira pukul 13.50 WIT.