MARABAHAN – Jamaluddin (71/th) yang berprofesi penunggu makam keramat yang ada di kampung Belandean Muara mengatakan tentang infrastruktur jalan yang menuju ke Makam Keramat di desanya tidak bisa dilalui lagi karena tertutup oleh rumput yang bertumbuhan.
“Sehingga para penjarah yang melangsungkan niatnya, terpaksa harus naik perahu milik warga setempat, selain itu juga pelabuhan nya perlu perbaikan karena sudah mulai rusak,”ungkap Jamal.
Mantan Kades Belandean Muara ini, menjelaskan Makam Keramat yang ada di Kampung Belandean tersebut, merupakan makam dari para datu yakni Panglima Batur Mahmud  yang merupakan panglima perang Wangkang dan Menteri Djaja Ardja, sedangkan makam ketiga Datu ini merupakan makam tokoh pemuka agama Islam.
Dia juga menilai untuk tempat yang dijadikan objek wisata di Kampung tersebut, sampai sekarang belum juga mendapat bantuan dari Pemerintah daerah atau pun dinas terkait lainnya, padahal jelasnya tempat wisata keramat tersebut, sering kali di ziarahi orang oleh berbagai daerah lain.
“Bagi para peziarah yang melakukan ziarah di tempat itu harus menggunakan perahu klotok/dayung dan sampan milik warga di kampung itu. Padahal tempat itu tidak jauh dari perkampungan warga bahkan dengan menggunakan jalan kakipun bisa,tetapi sayang tempatnya tidak bisa dilewati oleh pejalan kaki karena jalannya menjadi hutan belantara,’’ungkap Jamal.
Masih katanya banyak masyarakat Kalimantan Selatan sampai sekarang belum mengenal kampung Belandean tersebut. Dikatakannya Kampung ini kurang mendapatkan promosi dari Pemkab Batola, sehingga banyak yang belum mengenal daerah ini.
Padahal menurutnya Kampung Belandean ini  merupakan bagian dari sejarah pemula Kalsel sebelum masuknya Agama Islam di Kalsel dan menjadi Kampung yang tertua di Kabupaten Batola Ibukota Marabahan. Karena pada zaman Kerajaan Banjar dahulu sebelum Banjarmasin masuk Islam kala itu Kerajaan Banjar sempat dikuasai paman dari Sultan Suriansyah.
Maka di Kampung Belandean ini Sultan Suriansyah menyusun pasukan dan memperdalam ilmu kanoragan (Ilmu Laduni Red), untuk merebut kembali kerajaan yang sudah dikuasai oleh Pamannya sendiri. Seorang lelaki dari Pulau Jawa bernama Khatib Dayan membuat perjanjian dengan Sultan Suriansyah, pada waktu itu mun Banjarmasin “Manang’’ Banjarmasin masuk Islam dan Sultan Suriansyah akan dinobatkan sebagai Raja Banjar yang pertama kali masuk agama Islam di Kerajaan itu.
“Kala itu saat masih kecil (halus red) Sultan Suriansyah dibuang di Kampung Belandean dan dibesarkan di Kampung ini.Waktu itu beliau diancam akan dibunuh oleh Pamannya yang bernama Raga Buana yang merupakan saudara se Ayah dari Sultan Suriansyah dan beliau juga sempat diberi nama Pangeran Samudra karena ditemukan diatas pusaran air yakni Kali Barito,’’ujar Jamaluddin yang menceritakan peristiwa di Kampung Belandean tersebut.
Kampung ini menjadi  peristiwa perjungan sejarah Islam pada awal pertama kali Islam lahir di Banjarmasin.’’Kampung Belandean ini mulai zaman Kerajaan Banjar sudah dikenal ,’’ungkapnya menjelaskan.
Diharapkan dengan adanya promosi melalui semua pihak instansi pemerintah kiranya Kampung tersebut bisa mendapatkan pembangunan yang layak dari pemerintah setempat. “Untuk menjadikan sebuah Desa yang makmur tidak menjadikan desa yang tertinggal seperti sekarang ini,’’ harap Jamaluddin penjaga keramat Desa Belandean Muara saat dikunjungi wartawan Metro7 dikediamannya belum lama tadi.(metro7/andi)