AMUNTAI – Masyarakat Desa Kaludan Besar Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) dibuat geger dengan penemuan piring dan mangkok kuno (Melawin) di rumah salah satu warga setempat beberapa waktu lalu.
Suhai (40) warga yang  menemukan benda-benda antik tersebut kepada Metro7 menjelaskan bahwa sebenarnya benda tersebut bukan ditemukan, namun diberikan begitu saja oleh seseorang yang tidak dikenalnya dan tak diketahui pula dari mana asalnya.
“Saya cuman dititipi. Diminta merawat salah satu benda itu, sedangkan yang lain katanya boleh dipergunakan untuk kebutuhan hidup saya dan keluarga,” tuturnya.
Tidak cuma itu, selain piring-piring dan mangkok kuno yang diduga bernilai tinggi tersebut, dirinya juga diberi satu bongkah batu permata berwarna biru kemilau sebesar kepala anak kecil.
Batu permata tersebut kalau dilihat dari warna dan fisiknya seperti Blue Safir yang biasa dipergunakan warga sebagai mata utas (cincin).
Namun dari keterangan warga setempat, bongkahan batu besar tersebut disebut intan yang memang sengaja diberikan makhluk gaib kepada Suhai untuk keperluan hidup keluarganya sehari-hari.
Dari penuturan Suhai, piring dan mangkok serta intan tersebut diberikan oleh tiga orang lelaki berperawakan besar yang datang langsung ke rumahnya secara nyata, tepatnya malam minggu sekitar jam 01.00 WITA dini hari.
Tanpa bicara sepatah kata pun mereka mengangkat benda–benda kuno tersebut ke dalam rumah Suhai.
Namun, sebelum laki-laki tersebut pergi, salah seorang dari mereka sempat berpesan bahwa salah satu dari benda kuno tersebut harus dijaga dan dipelihara dengan baik.
Sedangka benda yang lain seperti piring dan mangkok-mangkok kecil yang tersusun bagaikan air mancur serta bongkahan intan tersebut, bisa dia jual untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Saya cuman dipesani untuk merawat dan memelihara mangkok besar itu, sedangkan yang lain boleh dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga,” jelasnya sambil menunjukkan benda dimaksud.
Setelah berpesan seperti itu, orang-orang itu pun pergi meninggalkan Suhai yang masih dalam kebingungan menggunakan kendaraan roda empat.
Diyakini Suhai, orang-orang tersebut adalah warga alam sebelah yang sengaja datang untuk mengantarkan benda-benda kuno tersebut kepadanya.
“Memang saya punya Datuk (leluhur – red) yang sekarang berada di alam sebelah, kemungkinan keramik ini pemberian beliau untuk anak cucunya,” aku Suhai.
Mendiang orang tua Suhai dahulunya dikenal sebagai seorang guru agama yang Masthur (tidak banyak dikenal orang-red).
Namun beliau sangat taat dan berpegang teguh pada keyakinannya. Konon setelah meninggal beliau dikabarkan Tuhan memperlihatkan karamah berupa cahaya terang yang terlihat dari kuburnya.
Ukuran benda-benda kuno yang ditemukan Suhai ini terbilang sangat besar. Ada piring yang seukuran ban truk Fuso, sedangkan mangkoknya sebesar tempat pemandian anak kecil (baskom).
Untuk mangkok yang tersusun seperti air mancur taman, besarnya berjenjang dan berukuran lebih kecil, sedangkan batu yang disebut-sebut sebagai intan berukuran seperti kepala anak kecil.
Semua benda peninggalan masa lalu tersebut bermotifkan naga yang terbang, kecuali bongkahan Intan (blue safir) yang tak bermotif apa-apa selain berwarna biru. Untuk mengangkat benda-benda kuno tersebut dibutuhkan tenaga beberapa orang dewasa 
Setiap hari, warga yang penasaran berdatangan ke rumah Suhai untuk melihat barang-barang tersebut.
Berdasarkan informasi yang didapat dari warga, kalau malam hari Suhai sering mengelus keramik tersebut dan saat dielus benda kuno tersebut mengeluarkan bunyi seperti auman sapi atau kerbau.
Sampai saat ini benda–benda atau keramik kuno tersebut masih tersimpan di dalam kamar pribadi Suhai di Jalan Jermani Husin RT 06 Desa Kaludan Besar Kecamatan Banjang Kabupaten HSU. Metro7/Ayie