Seakan sudah yakin dengan resep yang diolah, Febrina dibantu tantenya, Widi Astuti, langsung merebus air gula yang sudah dikaramel, berikut satu ruas jahe yang sudah dimemarkan dalam panci kecil. Sedangkan temannya, Fera sibuk di atas meja kecil menshaker satu butir kuning telur ayam menjadi busa.
Setelah semuanya siap, Febrina kemudian merebus dua sachet kopi pasak bumi (Kosakmi) hingga mendidih. Untuk menambah cita rasa minuman yang dibuat, ia pun memasukan enam sendok makan campuran air gula dan jahe ke dalam air kopi Kosakmi panas itu.
Untuk menambah khasiat minuman kopi Kosakmi yang diolah, mereka pun menambahkan madu dan susu kemudian dishaker sampai semua tercampur rata. Selanjutnya mereka menyiapkan es batu dalam gelas untuk dituang kopi Kosakmi yang dishaker dengan menambahkan sedikit air soda.
Minuman yang mereka buat ini bukan untuk diminum atau pun disajikan untuk tamu. Namun menjadi salah satu bentuk kreasi kopi yang mereka tampilan dalam acara lomba Kreasi Kosakmi 2012 yang diadakan Street Coffe and Tea (SCT) Community, Minggu (15/7/2012) di halaman kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tabalong.
Lomba yang dirancang untuk meningkatkan dan mewadahi kreativitas anak-anak muda Tabalong ini, mendapat respon positif dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Terlebih para pecinta kopi di Tabalong yang sudah lama tidak menikmati khasiat kopi Kosakmi. Mereka pun beramai-ramai mendaftar sebagai peserta lomba.
Acara ini juga disemarakkan parade seni dari band-band Tanjung seperti Obrsta, Say Hello, Loser, Roller Jet, Almost, Voice Walk, Yellow Not Meaning Shit, No Limits, Gegabah 04 dan Mateor, cukup menarik perhatian masyarakat. Ditambah lagi adanya sejumlah komunitas motor, BMX dan Skater yang juga ikut menjadi peserta lomba kreasi kopi khas Tabalong tersebut.
Faris Fadhly selaku Ketua Panitia Penyelenggara Lomba dan Direktur Street Coffee and Tea Community (SCTC) mengatakan, acara ini diadakan untuk merangkul kreatifitas generasi muda di Tabalong yang tidak melupakan produk asli daerahnya, yaitu Kosakmi. Menurutnya, lomba ini dapat menjadi wadah anak-anak muda untuk berkreasi dan menumbuhkan jiwa enterpreneurship (pengusaha).
“Kita lihat banyak anak-anak muda di Tabalong yang memiliki potensi dan skill untuk mengkreasikan kopi Kosakmi,” kata Ipank, Manager Marketing SCT Community. Menariknya, para peserta lomba kreasi Kosakmi tidak hanya diikuti anak muda, tetapi juga orang tua, laki-laki dan perempuan.
Hasil kreasi Kosakmi yang dibuat peserta cukup beragam dan unik. Dari sejumlah tim yang ikut lomba, tim Gerai Nusantara yang diketuai Febrina berhasil menyabet Juara I dengan nama menu Ice Coffe Kosakmi. Juara II diraih tim Rilex Pimpinan Lyanta Laras Putri dengan nama menu The Cinnamons Coffe.
Kepala Dinas Pendidikan Tabalong, Drs H Erwan SH MAP yang hadir mewakili Pemerintah Kabupaten Tabalong menyambut positif kegiatan tersebut.
“Selain sebagai tempat ajang kreatifitas anak muda, kegiatan ini juga mengenalkan produk asli Tabalong. Ini perlu dikembangkan terus,” kata Erwan.
Ia menilai keberadaan kopi Kosakmi Tabalong saat ini mulai langka, padahal peminat kopi Pasak Bumi tersebut cukup banyak. Baik masyarakat lokal maupun luar daerah. Sehingga sangat disayangkan kalau kopi Kosakmi ini tidak dikembangkan. Karena merupakan produk asli Tabalong.
Tak jarang apabila ada tamu-tamu datang, kita kadang bingung menjawab kalau mereka tanya tentang kopi Kosakmi untuk oleh-oleh, karena tidak ada yang menjual secara bebas seperti kopi-kopi lain,” imbuh Erwan.
Kadisdik berharap, kegiatan terus didukung dan dikembangkan. Apalagi kopi Kosakmi ini pada 2004 lalu menyabet Juara II untuk lomba Cipta Produk Pangan Tingkat Nasional. Metro7/Via