JARO – Usaha budidaya tanaman aren kini tengah coba digeluti oleh Edy Susanto SSos MT. Sekretaris Kecamatan Jaro Kabupaten Tabalong kelahiran 17 Mei 1961 ini memang dikenal warga sebagai pemerhati khusus Bidang Pertanian, salah satunya adalah Aren.
Menurut ayah dua anak yang lebih akrab disapa Edy ini, tanaman aren jika dipelihara secara intensif dan diperlakukan secara khusus, akan memberikan manfaat yang cukup tinggi, baik manfaat terhadap lingkungan juga bernilai ekonomi yang sangat tinggi.
Yang lebih mengejutkan lagi, bahkan ternyata bila dibandingkan dengan tanaman karet, aren justeru lebih menguntungkan lagi 40 kali lebih besar.
“Beberapa daerah yang pernah menjadi obyek perhatian saya untuk tanaman aren, di antaranya daerah Randu Muara Uya, Taratau Kecamatan Jaro, Batang Alai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Sangata dan Nunukan Kaltim,” aku penyuka rawon ini merincikan.
Lebih lanjut dijelaskan Edy, dalam 1 ha lahan dengan jarak tanam 9 x 5 m atau isi 200 pohon, bila sudah mencapai tahap produksi, untuk 100 pohon dan setiap pohonnya menghasilkan 25 liter setiap hari akan menghasilkan 2.500 liter nira setiap harinya dengan harga relatif stabil pada kisaran Rp3.400.
“Berarti jika di kalkulasi akan menghasilkan Rp850 ribu hasil kotor. Tanaman aren ini juga punya keunggulan yang tak mengenal luruh daun (rontok) seperti tanaman karet, juga tak mengenal musim. Rata-rata usia mulai berbuah dan bisa disadap antara 5 sampai dengan 6 tahun,” jelasnya.
Saat ini, suami dari Hanggara Ningsih Kas Kesra Kecamatan Muara Uya ini sudah menyemai bibit aren sebanyak 20 ribu pohon di pekarangan rumahnya, tepatnya di Jalan Bangkar Kecamatan Muara Uya.
“Beberapa petani lain di wilayah utara Kabupaten Tabalong juga mulai tertarik membudidayakan aren, bahkan beberapa di antaranya sudah ada yang memesan bibitnya. Antara lain di wilayah Jaro, Haruai, Upau, Bintang Ara dan Kasiau bahkan Kecamatan Murung Pudak,” akunya.
Dalam waktu dekat Edy juga berencana melakukan sosialisasi kepada para petani di lingkungan kawasan tambang bekerja sama dengan salah satu LSM di Tabalong. Metro7/LQ