BANJARBARU — Demam Berdarah Dengue sedang mewabah. Di Banjarbaru dan Martapura, Medio Januari-Februari 2012 tercatat seorang warga meninggal dunia. Sementara 18 warga Banjarbaru dan 37 warga Martapura sempat menjalani perawatan inap, namun korban akhirnya juga meninggal diduga karena tidak sempat dirujuk ke rumah sakit.

“Di bulan Desember 2011 lalu, ada 10 orang yang tercatat terserang demam berdarah.,” ucap Direktur Rumah Sakit Banjarbaru dr Muhammad Asnal SpB, didampingi Kasi Rekam Medik RS Banjarbaru Neni Herliani.
Korban yang meninggal diduga lantaran sudah mencapai stadium 4 sampai terserang DSS (Dengue Shock Syndrome), sehingga total ada 10 orang yang sempat dirawat di rumah sakit Banjarbaru karena DBD.
Dengan temuan ini, Asnal menghimbau warga menggalakkan budaya 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur dan penaburan bubuk abate), untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti di lingkungan masing-masing.
“Kami juga memanfaatkan langgar atau masjid untuk memberitahu masyarakat tentang DBD,” terang Asnal.
Di Martapura, Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar dr Eko Subianto menerangkan, pada Januari-Februari 2012, tercatat 37 orang terserang DBD, tetapi tidak ada yang sampai ke level DSS atau pun meninggal dunia.
Walau begitu, di RSUD Ratu Zalekha Martapura masih banyak pasien yang menjalani rawat inap akibat DBD.
Menurut Kabid Pelayanan dan Keperawatan RSUD Ratu Zalekha Martapura dr Taufik, pasien yang dirawat inap terkait DBD ada 28 orang, suspect DBD 1 orang, positif DBD 25 orang, DBD grade II 1 orang dan 1 orang lagi DSS.
“Pada bulan Februari suspect DBD 1 orang, positif DBD 1 orang. Untuk tahun 2012 ini tidak ada yang meninggal karena DBD,” terang Taufik.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Rosihan Adhani mengakui, periode Januari-Februari adalah masa paling kritis penyebaran DBD. Namun di 2012 ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
“Januari dan Februari 2012 yang tercatat di Dinas Kesehatan ada 281 kasus dengan korban 3 orang meninggal dunia. Sementara tahun 2011, ada 363 kasus, 8 meninggal dunia. Sedangkan 2010 lalu ada 1.079 kasus, 33 meninggal dunia,” bebernya.
Lalu apa yang harus dilakukan warga terkait serangan DBD di Kalsel? Rosihan lantas menyarankan agar masyarakat melakukan upaya 3M Plus di masing-masing lingkungan tempat tinggal.
“Fogging hanya dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa, sementara perkembangan jentiknya tidak akan terputus kalau cara 3M Plus tidak dilakukan,” katanya.
Ia menyebut, ada beberapa daerah yang tinggi kasus di DBD di Kalsel. “Dari 281 kasus DBD tersebut, Kabupaten HSS yang terbanyak, yakni 96 kasus, disusul HST dengan 32 kasus DBD, Tanah Laut 26 kasus dan Kabupaten Banjar 26 kasus DBD,” sebut Rosihan. Metro7/usy