Pegunungan Maratus (humashst)
BARABAI — Usai sukses dengan Ekspedisi Bukit Barisan di Sumatera pada tahun 2011 lalu, TNI AD kembali menerjunkan tim penjelajahnya dalam persiapan perjalanan lanjutan berlabel “Ekspedisi Khatulistiwa 2012” yang akan melintasi pelosok pedalaman hutan perawan dan pegunungan di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur. Rencananya, ekspedisi itu akan dimulai  bulan Maret 2012 mendatang.

Demikian diungkapkan Letkol Inf Iwan Setiawan yang memimpim Tim Peninjau dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus), bersama Dandim 1002/Barabai Letkol Inf Heri Pribadi, saat melakukan koordinasi dengan Bupati HST H Harun Nurasid belum lama tadi. Dikatakannya, dalam persiapan, Tim Kelompok Perancang Kegiatan Ekspedisi Khatulistiwa Tahun 2012 telah menetapkan prioritas pelaksanaan. Yakni, wilayah HST dengan Pegunungan Meratus menjadi poros pergerakan tim ekspedisi dari Kopassus sebagai pelopor TNI AD. Mereka akan dibantu oleh elemen TNI serta praktisi dari para peneliti LIPI, ITB, UI, Undip, UGM, Pecinta Alam Wanadri, PMI serta elemen masyarakat.
“Penjelajahan ini akan merekam kekayaan alam dan sosial budaya di wilayah ekspedisinya masing-masing. Rencananya, Kopassus membangun posko Ekspedisi di Air Panas Hantakan,” ujarnya.
Sementara itu, untuk wilayah Kaltim akan dipusatkan di Nunukan, Malinau dan Melak. Wilayah Kalbar diprioritaskan di Sambas, Sanggau dan Putussibau. Sedangkan wilayah Kalteng di Muaratewe hingga Pegunungan Muller Schwaner. Total personil penjelajahan berjumlah sekitar 1.080 orang, termasuk tim ahli, baik dari planologi Kementerian Kehutanan RI, beberapa dosen IPB, para ahli deteksi potensi bencana serta Puslitbang Geologi Kelautan, tim ahli geologi (LIPI, Pusat Survey Pemetaan Geologi Bandung, Laboraturiom Petrologi dan Mineralogi UNPAD, dan Tim Eksplorasi Geologi Pertamina), tim sosial budaya, tim flora fauna, dan tim penyusun buku.
Dijelaskan Iwan, saat ini tim peninjau masih berkoordinasi dengan pimpinan daerah dan hasilnya segera dilaporkan. Salah satunya adalah pemaparan tim yang berencana melaksanakan penjelajahan di perbatasan dan melakukan penelitian tentang kerusakan hutan serta akibatnya oleh alam atau manusia.
“Tim juga akan melakukan penghijauan pada lahan-lahan yang sudah rusak, serta mempelajari potensi alam lainnya di hutan. Diperkirakan ekspedisi ini akan memakan waktu 4 bulan,” terang pria yang juga Wadan Pusdikopassus Batu Jajar Bandung ini.
Selain itu sambungnya, tim juga akan berusaha menemukan dan menyelamatkan kembal flora dan fauna Kalimatan yang nyaris punah serta menemukan spesies baru. Di sinilah baginya, fungsi utama dilibatkannya tim ahli di bawah koordinasi Kopassus. Tim ekspedisi pun akan mendata potensi penggundulan hutan dan penebangan liar sekaligus mengetahui kehidupan sosial budaya masyarakat. Secara tidak langsung ekspedisi itu akan meningkatkan kemampuan prajurit agar memiliki naluri tempur di hutan, membangkitkan kesadaran teritorial, sehingga dikelola menjadi keunggulan teritorial dan mendata, meneliti segala potensi di rangkaian pegunungan Meratus.
Sementara, Dandim 1002/Barabai Letkol Inf Heri Pribadi mengungkapkan rasa bangganya terhadap Ekspedisi Khatulistiwa 2012 di Kalsel, yang pusatkan di Barabai. Sebelumnya di Sumatera, tim telah sukses menemukan 7 spesies langka, seperti burung, kucing emas termasuk sejumlah flora dan fauna unik lain di samping berhasil menangkap pelaku illegal logging.
“Semoga di Kalsel khususnya kawasan HST ini, tim bisa kembali mengulang kesuksesan tersebut,” harapnya. advhst