METRO7.CO.ID, Paringin – Sebagai generasi penerus bangsa, generasi muda mempunyai tanggung jawab Nasional untuk meningkatkan dan mengembangkan kesadaran diri untuk mengisi kemerdekaan.
Salah satu caranya ialah mengisi dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat pembangunan demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
Berangkat hal tersebut, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Balangan mengelar kegiatan wawasan kebangsaan bagi pengurusnya.
Kegiatan wawasan kebangsaan yang digelar oleh KNPI Balangan ini melibatkan hampir seluruh pengurus DPD dan DPK KNPI, serta dipimpin langsung oleh ketuanya sendiri yakni, Nurdian Wahyudi.
Menurut Ketua DPD KNPI Balangan Nurdian Wahyudi, digelarnya kegiatan wawasan kebangsaan ini tidak terlepas dari kondisini saat ini dimana, di era globalisasi ini, peranan pemuda Indonesia dalam membangun Tanah Air tampak menurun drastis. Pemuda saat ini hanya mengutamakan kesenangan sendiri dan kelompok. Bahkan yang lebih menyedihkan, banyak pemuda pemudi yang tidak lagi mempunyai rasa nasionalisme.
Kondisi yang demikian, menurut Nurdian, tidak boleh dilanjutkan, karena akan menggerogoti rasa kebangsaan, dan membuat negara terpecah belah. Untuk itulah, DPD KNPI menggelar kegiatan wawasan kebangsaan ini yang berlangsung pada 7 – 10 Maret 2018 lalu di Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim)
“Dengan adanya pemahaman wawasan kebangsaan ini, bisa menimbulkan kembali hal-hal yang hilang tersebut. Sehingga terbentuk kesadaran moral yang kuat bagi pemuda,” tegasnya.

Ketua Panitia kegiatan wawasan kebangsaan, Youwidyono menambahkan, kegiatan ini mengusung tema ‘Pemuda Bisa’ yakni ingin membangkitkan gairah pemuda Balangan khususnya anggota KNPI untuk berkontribusi baik secara ide, gagasan maupun melakukan daya kritis sebagai fungsi controlling terhadap kebijakan yang tidak pro rakyat.

“Makanya kita dalam kegiatan wawasan kebangsaan ini mendatangi beberapa tempat seperti pondok pasentren rakyat, DPD KNPI Kabupaten Malang dan tempat wisata yang dikelola masyarakat desa,” ungkapnya.
Dengan mengunjungi beberapa tempat tersebut, lanjut dia, pihaknya bisa secara langsung melihat dan belajar bagaimana cara pemberdayaan masyarakat dan potensi yang ada untuk kemajuan bersama.
Terlepas dari itu semua, saat ini lanjut dia, derasnya arus globalisasi yang ada saat sekarang ini, tanpa disadari dapat menggeser nilai bangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Bahkan membuat degradasi nilai moral, etika, patriotisme, semangat kesatuan dan persatuan diantara generasi muda tersebut.

“Pemuda saat ini tidak lagi punya nasionalisme gara-gara tidak bisa menahan arus globalisasi. Untuk itu diperlukan pemahaman kembali nilai luhur bangsa dari Pancasila, UUD, Bhineka Tunggal Ika, agar kebangsaan mereka bisa bangkit kembali,” ungkapnya.
Hal ini, menurut dia, menjadi tugas bersama, dimana kedepan para pemuda dan masyarkat umumnya harus berperan sebagai kontrol sosial, baik dalam pembangunan atau pemerintahan dengan mempersiapkan diri mematangkan ilmu pengetahuan, ketahanan pribadi, untuk bersaing dengan bangsa lain.
“Ayo kita turut serta berperan memajukan dan membangunan daerah dengan mengambil peran semaksimal mungkin dan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” pungkasnya. (Metro7)