BANJARBARU – Tidak terasa Pemilu 2019 sudah di ambang mata. Mereka yang tengah bersiap menjadi calon legislatif (Caleg), seakan berpacu dengan waktu dari 23 September 2018 hingga 13 April 2019, masyarakat akan disuguhi beragam foto diri dan slogan dalam berbagai bentuk media, baik cetak maupun elektronik, sebab ada 14 partai politik yang akan bertanding dalam meraih suara terbanyak, ungkap Hadijah membuka percakapan dengan Media ini.

Sebagai Caleg perempuan dari Partai Golkar dengan misi dan visi yang jelas, bertekad mengantarkan para perempuan di Kota Banjarbaru untuk mengisi kuota 30 Persen di lembaga legislatif.

Hadijah sebagai wanita karier dan aktif di kepengurusan partai Golkar Kota Banjarbaru ini berawal dari sayap partai yakni Kesatuan Wanita Swadiri (KWSI) tahun 2005.

Beberapa persoalan yang dihadapi oleh perempuan untuk bisa maju menjadi Caleg, ungkap mantan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) yang sekarang aktif di Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Banjarbaru ini, papar seorang caleg perempuan Nomor urut 6 Dapil 1 Kota Banjarbaru ini.

“Sudah sangat siap dengan program kampanye,” tambah isteri dr.R.Djoko Rahardjo,Sp, THT/KL memberikan kiat pada Caleg kaumnya.

Perempuan harus tetap memperlihatkan tujuan utama mereka duduk sebagai anggota legislatif adalah berkuasa untuk mencapai tujuan yang besar, yakni keinginan mensejahterakan orang lain.

Buktikan bahwa dorongan perempuan berpolitik adalah hasrat menolong orang lain dan melayani masyarakat. Fokuslah dengan isu-isu pendidikan, ketahanan pangan keluarga, kekerasan terhadap anak dan perempuan, dan akhlak generasi muda. Isu-isu seperti ini menjadi keikhlasan perempuan untuk berjuang di arena politik.

Visi Misi itu ujar Hadijah tidak sekedar ikut ikutan ataupun dadakan jelang jadi Caleg. Hal itu sebelumnya sudah dilakukan pada kegiatan sosial sebagaimana waktu menjabat sebagai ketua Iwapi kota Banjarbaru (sekarang menjabat sebagai Dewan kehormatan) melakukan bakti sosial, seperti berbagi dengan anak panti yatim dan kaum dhuafa, mengadakan pasar murah memberi subsidi kepada masyarakat yang ekonominya kalangan bawah. Juga kepada masyarakat tertimpa musibah seperti kebanjiran dan kebakaran.

Diantara kegiatan sosial yang dilakukan, satu kegiatan yang benar benar menyentuh dan kepekaan terhadap kaumnya, yakni memberikan perhatian kepada pasukan kuning kebersihan yang terdiri kaum Kartini yang membuat kota Banjarbaru menjadi bersih dan nyaman.

Di musim kemarau Sekarang dialami warga Banjarbaru dengan situasi asap yang pekat mengganggu pandangan. Hadijah bersama GOW sangat peduli dgn pengguna jalan raya, terutama pengguna sepeda motor. Rela berdiri berjam-jam menahan panas matahari bersama anggotanya yg tergabung di IWAPI berdiri ditepi trapic light lampu merah, membagi2kan masker kepada masyarakat yg lewat pengguna jalan yang lewat hingga mendapatkan satu prestasi Iwapi teladan.

Demikian juga pada kegiatan sosial bersama para wanita karier yang tergabung di GOW Banjabaru saling bersinergi dgn organisasi lain dalam melaksanakan program kerja, saling bahu membahu, ucap Hadijah isteri dr.R Djoko Rahardjo, Sp THT, KL, yang juga aktif diorganisasi IIDI (Ikatan Istri Dokter Indonesia) sebagai pengurus Bidang Organisasi, yang beraktivitas membantu bidang kemanusiaan.

“Keaktifan berorganisasi pada kegiatan sosial, tentu terjadi berkomunikasi langsung dengan masyarakat untuk menyerap aspirasi masyarakat dengan segala apa diharapkan mereka, untuk menjadi isu untuk diperjuangkan,” imbuhnya mengakhiri percakapan. (metro7/ad)