JAKARTA, metro7.co.id – Indonesia memiliki luas lahan gambut mencapai 13.43 juta hektar (data BBSDLP tahun 2019), yakni keempat terluas di dunia dan merupakan lahan gambut tropis terluas di dunia. Lahan gambut adalah rumah dari keanekaragaman hayati Indonesia yang menyimpan 57 gigaton karbon, atau sekitar 10,36% karbon dunia. Saat kebakaran hutan dan lahan terjadi di tahun 2015, 53% dari total lahan yang terbakar adalah gambut.

Kebakaran yang terjadi di 32 provinsi di Indonesia pada tahun itu melepaskan emisi gas rumah kaca sebesar 1.636 juta ton CO2 atau lebih dari total emisi harian gas rumah kaca Amerika Serikat dan menimbulkan kerugian negara hingga 220 triliun rupiah.

Akibat dari kebakaran ini, Pemerintah Indonesia menyempurnakan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2014 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut dengan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2016. Isinya mengatur upaya terpadu yang sistematik untuk memelihara dan mencegah kerusakan ekosistem gambut mencakup perencanaan, pemanfaatan, kontrol, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum di lahan gambut. Untuk mengawal komitmen pemerintah, masyarakat membentuk Pantau Gambut, sebuah koalisi yang melibatkan publik dalam semua misi dan inisiatif terkait gambut. Situs Pantau Gambut sebagai platform utama, digunakan untuk memuat informasi-informasi mengenai perkembangan komitmen Pemerintah Indonesia dalam merealisasikan pemulihan ekosistem gambut.

Platform virtual ini juga digunakan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan ekosistem gambut dalam rangka perlindungan lingkungan, pengurangan emisi, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Memasuki tahun kelima kehadirannya, Pantau Gambut mengembangkan sebuah fitur baru dalam situs tersebut untuk menampilkan potensi komoditas lahan gambut berkelanjutan dan membangun peluang usahanya. Fitur yang dinamakan Peatland Commodities Business Hub, adalah media perantara yang akan menghubungkan potensi komoditas di lahan gambut dengan investor publik dan swasta.

Di sini potensi komoditas dibangun dengan pertimbangan pemeliharaan lahan gambut berkelanjutan oleh masyarakat gambut sebagai pemangku kepentingan utama. Peatland Commodities Business Hub akan memuat informasi-informasi potensi komoditas gambut yang kemudian dapat digunakan oleh calon investor untuk menjajaki kerjasama investasi.

Selain menjadi pusat informasi potensi komoditas, Peatland Commodities Business Hub juga mengembangkan value chain framework untuk membangun ekosistem usaha komoditas gambut yang sehat. Potensi kegiatan ekonomi berbasis komoditas di lahan gambut akan berkembang lebih pesat menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan nilai tambah apabila berada dalam ekosistem usaha yang mendukung. Peatland Commodities Business Hub membantu mengisi gap dalam hal ketersediaan data yang akurat dan terkini, dan mendorong pemanfaatan teknologi untuk menjembatani komunikasi dan pemasaran, serta investasi.

Pantau Gambut melihat besarnya potensi komoditas di lahan gambut yang dilakukan masyarakat/desa. Kami membantu membangun ruang-ruang inklusif bagi pelaku komoditas ramah gambut untuk meraih pasar dan peluang usaha yang bermanfaat bagi ruang hidup dan penghidupan masyarakat sekitar lahan gambut, sehingga tercipta suatu ekosistem kawasan gambut yang harmonis baik dalam hal pengelolaannya, pemanfaatannya juga perlindungannya,” kata Koordinator Nasional Pantau Gambut, Iola Abas.

Pantau Gambut bekerjasama dengan ASYX Indonesia dalam membangun dan mengembangkan Peatland Commodities Business Hub. Lishia Erza, Direktur Proyek Peatland Business Hub dari ASYX, menyampaikan optimismenya bahwa fitur baru ini akan memberikan ekosistem bisnis yang lebih baik bagi komoditas di lahan gambut, “Fitur ini dikembangkan untuk mengoptimalkan informasi komoditas menjadi informasi yang berguna untuk investor. Fitur ini akan menghadirkan skema rantai pasok yang tepat untuk komoditas gambut, sehingga produk-produk dapat didistribusi dengan baik dan dibeli dengan harga yang pantas. Dengan teknologi digital, fitur ini akan hadir dengan informasi yang akurat dan terkini. Semoga ini membantu masyarakat/desa membangun ekonominya dan lebih bersemangat menjaga lahan gambut di sekitarnya.” ASYX adalah perusahaan yang memberikan layanan nasihat pendanaan dan kolaborasi rantai pasok yang menghubungkan pembeli, penjual, pemasok, distributor dan institusi keuangan, melalui teknologi berbasis web yang aman.

Fitur Peatland Commodities Business Hub akan terus dikembangkan melalui diskusi aktif dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mendapatkan pemahaman dan metode yang lebih baik terhadap kebutuhan usaha dan pasar.

Untuk informasi terbaru tentang persiapan Peatland Commodities Business Hub, ikuti kami di Instagram @PantauGambut.

Tentang Pantau Gambut

Pantau Gambut adalah koalisi yang dibentuk secara kolektif oleh organisasi-organisasi masyarakat sipil dalam kemitraan yang terus berkembang. Pantau Gambut memantau progres terkini dari janji para pemangku kepentingan di Indonesia dalam melindungi dan memulihkan lahan gambut, serta melakukan edukasi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan lahan gambut dalam konteks perlindungan lingkungan, pengurangan emisi, dan kesejahteraan sosial. Jaringan Pantau Gambut mencakup jaringan kemitraan nasional dan lokal, serta tim pendukung dengan peran dan tanggung jawab yang spesifik. Untuk informasi lebih lengkap tentang Pantau Gambut kunjungi www.pantaugambut.id. (metro7/nrl)