JOMBANG, metro7.co.id – Ditengah pandemi Covid-19 yang mengancam ekonomi pedesaan, Mulyono selaku Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dharma Sejati Desa Ploso Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur, lakukan inovasi melalui budidaya pisang Cavendish.

Dia yang juga berprofesi sebagai agen mainan anak-anak di Kabupaten Jombang, menceritakan awal mula menekuni budidaya pisang cavendish.

Di saat pandemi covid-19 mulai melanda Indonesia hingga ke pelosok desa, ia pun mulai terkena dampaknya. Sekolah diliburkan, sosial distancing diberlakukan, tempat wisata di tutup dan pedagang mainan keliling dilarang masuk ke desa, menjadikan tokonya sepi pengunjung selama beberapa bulan.

Mengalami masa yang sulit ini, tidak membuatnya patah arang. Dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya seluas 12 x 25 meter, ia bisa menanam 60 pohon pisang cavendish dengan jarak tanam 2 x 2,5 meter.

Ketika diwawancarai Metro7.co.id pada hari Senin (20/07/2020) dirumahnya, terkait alasannya memilih budidaya pisang Cavendish, ia menuturkan bahwa komoditas tanaman yang biasa dikenal dengan Pisang Ambon Putih saat ini memang menjadi primadona. Selain mudah perawatannya, pertumbuhan tanamannya juga relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis pisang lokal. Sehingga masa panennya hanya sekitar 8-9 bulan saja, sementara masa panen pisang lokal membutuhkan waktu antara 1- 1,5 tahun.

“Saya optimis budidaya pisang Cavendish ini akan membuahkan hasil dan berkembang. Belum panen saja sudah banyak pemesanan dari para pedagang. Karena pisang ini jarang dijual di pasar-pasar tradisional, lebih banyak masuk di toko retail,” ujar Direktur BUMDes sekaligus ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima Almulya Kabupaten Jombang.

Selain penanaman, ia juga melakukan pembibitan pisang Cavendish. Hasil dari pembibitan tersebut juga dijual ke para petani dan orang-orang yang ingin belajar budidaya pisang. Sudah ada beberapa orang yang membelinya, termasuk petani pisang di Kabupaten Jombang dan Lamongan.

Setelah menekuni budidaya pisang Cavendish dipekarangan rumahnya, Mulyono kini mulai menerapkannya di BUMDes Dharma Sejati Desa Ploso, dengan menanam 180 pohon sebagai investasi awal untuk mengembangkan BUMDesnya. ***