MALAKA, metro 7.co.id – Pemerintah Desa Weulun, Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka dalam penyaluran bantuan langsung tunai dana desa bulan ketiga tahap satu, kepada 104 keluarga penerima manfaat justru memantik sebuah dinamika.

Dimana ketika Pemdes Weulun mengagendakan akan di adakan evaluasi internal, bersama tim posko relawan covid-19 setelah selesainya penyaluran BLT kepada semua KPM gelombang terakhir.

Dinamika ini berlangsung cukup lama, dengan banyak interupsi antara masyarakat, BPD dengan Pemerintah Desa Weulun. Dimana masing-masing mereka mempertahankan argumen atau pendapatnya, untuk meminta penjabat Desa Weulun mau membuka selebar-lebarnya atau transparansi dalam penggunaan anggaran tim posko covid-19  dari dana desa, untuk pembiayaan perlengkapan dan tim posko covid-19.

Suasana perdebatan ini berlansung di depan Kantor Desa Weulun, Kecamatan Wewiku Kabupaten Malaka, setelah selesai pembagaian BLT gelombang terakhir tahap satu dana desa, kemaren.

Di hadapan Camat Wewiku, Kapolsek dan Anggota Dewan Malaka juga tokoh masyarakat Desa Weulun. Maka Penjabat Desa Weulun Yanuarius Tae Bria menjelaskan dan mengklarifikasikan kecurigaan dan asumsi masyarakat tentang dana sisa  covid-19 dan tim relawan posko covid-19  yang belum dimanfaatkan.

Yanuarius mengatakan bahwa apa yang hari ini diperdebatakan semestinya tidak di ulangi lagi. sebab masalah klarifikasinya sudah diberikan penjelasan saat pembagian BLT dana desa gelombang kedua tahap satu lalu.

“Sehingga menurut saya semuanya sudah terang menerang dan tidak seharusnya masyarakat mempertanyakan soal anggaran covid-19 untuk hari ini. sebab itu internal kami, yang penting dana tersebut kita gunakan untuk membeli alat pelindung diri dan fasilitas perlengkapan covid-19 serta biaya makan minum saat penjagaan posko covid-19. meskipun ada sisa anggaran itu adalah internal kita dan nanti akan kita lakukan evaluasi bersama tim relawan covid-19, jika ada kelebihan anggaran kita kembalikan ke khas desa untuk nanti disalurkan lagi pada 3 bulan berikut,” katanya.

Senada, disampaikan oleh pendamping Desa Weulun Yerianus, dijelaskan bahwa jika anggaran yang dicairkan selain untuk BLT dan tim covid-19, maka masih tersisa anggaran relawan tim covid sejumlah Rp 82 juta, dan itupun sudah dipakai untuk belanja APD dan uang makan untuk tim posko.

Maka seharusnya sesuai regulasi harus dikembalikan ke khas desa, untuk nanti pada saat dilakukan revisi AP-DES untuk 3 bulan berikut, dapat menunjang tambahan dana BLT untuk kuartal kedua, tiga bulan berikut katanya.

Sementara itu menurut salah satu tim relawan covid-19, selaku sekretaris BPD saat mendapatkan kesempatan untuk memberikan pertanyaan, menjelaskan bahwa untuk 3 bulan ini anggaran BLT untuk KPM sudah jelas. Namun yang menjadi persoalan adalah uang makan sejumlah Rp 34 juta lebih dapat di pergunakan atau tidak?.

“Karna kami sampai saat ini tidak mengetahui berapa sisa dana untuk tim relawan covid-19 yang sudah di gunakan,” katanya.

Diakhir perdebatan tentang klarifikasi soal anggaran dana tim covid-19, kapolsek dan anggota dewan perwakilan daerah, serta camat menegaskan bahwa, soal dana covid tidak main-main.Karna sudah ada instruksi dari presiden jika ada penyelewengan maka hukuman mati menanti.

Senada ditegaskan juga oleh anggota DPRD Malaka, Yulius Krisantus Seran mengatakan bahwa, sebenarnya tidak ada masalah jika ada ketransparan antara Pemdes Weulun dan tim covid-19.

Sehingga para kedua belah pihak bisa saling menerima, karna masalah ini saya anggap hanya faktor mis komunikasi saja. Ini merupakan ongkos belajar bagi pemdes dan BPD serta masyarakat Weulun, untuk lebih dewasa dalam menyelesaikan masalah apalagi soal dana covid-19,” tuturnya.

Seirama juga, disampaikan oleh Camat Wewiku bahwa, sebenarnya untuk tim relawan covid-19 bukan satu dua orang, maka dana covid ini seperlunya disampaikan lebih transparan oleh pemdes kepada BPD dan tim relawan covid-19.

Sehingga menurutnya dalam melakukan tugasnya tim relawan covid-19 benar-benar fokus. Juga dari tim covid-19 serta BPD, perlu membangun komunikasi yang baik dengan pemdes, sehingga timbul kerja sama yang baik antar kelompok ini, tuk sama-sama memerangi rantai penyebaran virus covid-19  di Desa Weulun,” tutupnya. ***