TAMIYANG LAYANG, metro7.co.id – Rencana Pemerintah Daerah Kabupaten Barito Timur menjadikan Kantor Kesbangpol di Jalan Janah Munsit RT 04, Desa Sarapat, Kecamatan Dusun Timur, sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, menuai protes dari warga sekitar.

Sebagai bentuk protes atau penolakan tersebut terlihat dengan adanya portal dipintu masuk kantor tersebut.

Bahkan portal tersebut ada dipajang tulisan penolakan atas rencana pemerintah tersebut.

“Kami atas nama warga masyarakat, menolak apabila pemerintah daerah menempati penderita Covid 19 disekitar sini.  Kami ingin sehat, kami ingin hidup lama” begitulah tulisan tersebut.

Salah satu warga dusun Eba Raya RT 04 Desa Sarapat Wilnarius Hating yang secara tegas menolak rencana tersebut.

Menurutnya,  penyakit Covid 19 tersebut  tidak kelihatan, tidak kasat mata, jadi sangat ditakuti warga.

“Kami tidak setuju kalau kantor tersebut menjadi tempat isolasi Covid 19,” tegasnya.

Dirinya menuturkan, mereka mulai curiga ketika mengetahui Kantor Badan Kesbangpol itu pindah. Mereka lalu mencari tahu, kenapa kantor tersebut pindah. Kemudian mereka mengetahui bahwa kantor tersebut sengaja dikosongkan, untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19.

“Tapi, rencana tersebut tak pernah diberitahukan kepada kami warga Desa Sarapat. Kami tanya Ketua RT, ternyata tidak tahu juga. Kami tanya Kepala Desa Sarapat, juga tidak tahu. Makanya, kami langsung saja bikin surat penolakan Kantor Kesbangpol dijadikan tempat penampungan penderita Covid-19,” ucapnya.

Wilnarius menegaskan, warga Desa Sarapat pada umumnya, dan khususnya warga RT 04, menolak Kantor Kesbangpol sebagai tempat isolasi penanganan Covid-19.

“Surat penolakan tersebut sudah disampaikan kepada Kepala Desa Serapat, kurang lebih ada 60 orang yang sudah menandatangani surat penolakan tersebut,” imbuhnya.***