Desa Tuhegeo II Terisolir di Kota Gunungsitoli, Kades Minta Perhatian
GUNUNGSITOLI, metro7.co.id – Pemerintah Desa (Pemdes) Tuhegeo II lakukan pengukuran pertampakan pra pelaksanaan APBDes TA 2020 untuk membangun dua jembatan gantung yakni Sungai Bowange dan Sungai Lotu yang terletak di Dusun II, Desa Tuhegeo II, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli. Hal itu dilakukan untuk mempermudah akses warga dalam menunjang aktivitas sehari-hari, Selasa (08/09/2020).
Kegiatan Prapelaksanaan titik nol tersebut dihadiri Camat Gunungsitoli Idanoi Dasma Telaumbanua, didampingi Kasi PMD, Kepala Desa Tuhegeo II bersama Sekdes dan Perangkat Desa Tuhegeo II, BPD, LPM, PDTI, pelaksanaan teknis serta tokoh masyarakat Desa Tuhegeo II.
Kepala Desa Tuhegeo II Yaredi Laoli mengatakan bahwa sejak merdeka Indonesia Republik Indonesia belum pernah tersentuh pembangunan dan terbukti medan jalannya masih lumpur dan sangat susah.
Sehingga menurutnya pentingnya jembatan gantung karena sangat terkendala apabila hujan sehingga pemerintah desa mementingkan atau memprioritaskan pembangunan yang bersumber dari Dana Desa tahun Anggaran 2020.
“Pentingnya jembatan gantung ini karena dapat meningkatkan perekonomian masyarakat desa sehingga semua warga Desa Tuhegeo ll dan bahkan ada warga masyarakat yang bukan warga Desa Tuhegeo ll melewati jembatan ini setiap hari, setiap saat dan terlebih-lebih Guru- Guru SDN Madolaoli dan Murid-murid SMP dari Tuhegeo ll ke SMP yang ada di Desa Samasi dan di Desa Loloana’a,” tutur Kades Kepada Awak Media.
Dikatakannya, selain masyarakat, murid dan guru yang melewati atau melalui jalan ini ada lagi masyarakat luar seperti masyarakat kecamatan lain, dari Kabupaten Nias dari Desa Sisobahili, Desa Ladea dan Hilimbowo Idanoi. “Jadi sangat terkendala bila turun hujan,” katanya.
Dikatakannya, pembangunan jembatan gantung ini ada dua yakni Sungai Bowange dengan panjang 19 meter dan Sungai Lotu dengan panjang 20 meter dan besar anggaran Rp 363 Juta. “Kami berusaha supaya untuk dua Jembatan ini bisa terbangun walupun anggaran memang sangat minim,” ungkap Kades.
Tambahnya lagi, Yaredi Laoli mengungkapkan agar pembangunan di desanya terus menerus. Oleh karena itu, sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah Kota Gunungsitoli dan Pemerintah pusat serta Pemerintah propinsi untuk memperhatikan desanya.
“Kalau saya hanya mengharapkan bantuan dari Dana Desa maka yakin saya bahwa pembangunan di Desa Tuhegeo II tidak akan cepat,” tegas Kades.
Sedangkan Camat Gunungsitoli Idanoi Dasma Telaumbanua, mengatakan bahwa atas program dari pemerintah desa melalui anggaran APBDes tahun 2020 yang sudah ditetapkan serta sudah memasuki tahap pelaksanaan.
“Perencanaan pembangunan jembatan gantung ini sudah direncanakan sejak tahun 2015 dan baru direalisasikan tahun 2020 ini,” jelas Dasma.
Tentu ini merupakan salah satu perjuangan masyarakat setempat dimana sangat mengharapkan infrastruktur pembangunan salah satunya pembangunan jembatan karena ini kebutuhan masyarakat setempat dalam meningkatkan akses transportasi terlebih-lebih harapan masyarakat dimana daerah ini apabila hujan maka sulit untuk dilewati.
“Meskipun medan yang harus dilalui sebelum lokasi pembangunan jembatan tersebut sangat sulit dan ini merupakan tantangan kita bersama karena pembangunan ini tentu tidak berhenti hanya pembangunan jembatan sebab masih banyak titik terutama jalan yang harus kita benahi,” sebutnya.
Selain itu, Dasma mengajak seluruh masyarakat dan pemerintah desa untuk berjuang bersama serta berharap juga dukungan dari pemerintahan kota untuk tahun-tahun kedepan dapat memperhatikan aspek-aspek pembangunan yang lebih merata khususnya di Desa Tuhegeo II ini.
“Saya menghimbau seluruh masyarakat Desa Tuhegeo II agar dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan di desa dapat saling bersinergi, saling bekerja dan tetap menjunjung kekompakan karena keberhasilan utama dalam pembangunan itu didasari karena adanya kebersamaan,” pungkas Camat Gunungsitoli. ***