KOTABARU, metro7.co.id – Kalangan media menyayangkan sikap panitia hari jadi Kotabaru, terhadap awak media saat peliputan malam puncak, Jumat malam (2/6/23).

Pasalnya Insiden tidak mengenakkan ini dialami sejumlah pewarta yang hendak mengambil gambar memasuki area sekitar panggung.

Sejumlah jurnalis dihadang petugas dan dan tidak diperbolehkan. Padahal sudah memperlihatkan Id-card dari panitia. Adu mulut pun tak terhindarkan.

PWI sendiri ditunjuk sebagai media partner, namun malah awak media tidak leluasa mengambil gambar untuk mendapatkan hasil yang memuaskan untuk disajikan.

Yang membuat miris justru ada media sosial yang bukan media mainstrem (arus utama) malah diberi ruang khusus oleh pihak panitia.

Sejumlah awak media pun mencoba beralih posisi untuk mengambil gambar akan tetapi terhalang massa yang berjubel.

Terpantau awak media ada pengunjung wanita yang pingsan saat hendak keluar lokasi.

“Kami menyayangkan perlakuan ini, kenapa kami media arus utama tidak diperbolehkan, sedangkan ada media yang tidak berbadan hukum justru diberi ruang khusus,” cetus salah satu awak media

Bupati Sayed Jafar ditemui wartawan usai gelaran mengatakan yang dialami awak media adalah kesalahan tekhnis.

“Besok atau nanti akan saya sampaikan. Bahwa kawan kawan media lokal harus diberi kesempatan dan diutamakan supaya kerjasamanya untuk memajukan Kotabaru,” ucap Sayed Jafar.

“Saya minta ini jangan dibesarkan, anggap saja ini bagian dari pelajaran kita,” ujarnya

Bupati berharap ke depan bisa diakomodir semuanya, karena ini kata Bupati tujuannya tidak ada yang kalah menang, semua wujudnya hari jadi yang kita rayakan.

“Ya nanti kita liat, kita akomodir semua, nanti panitia saya tanyakan, bahwa harus diakomodir,” kata dia

“Hari ini kita kebersamaan, tidak ada yang diistimewakan,” tukas Bupati. ***