Akibat Tungro, Hantui Petani Gagal Panen di Batola
BATOLA, metro7.co.id – Kasus gagal panen petani padi hampir di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, tidak terkecuali di Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala (Batola) sepanjang tahun 2022 lalu, masih menghantui masyarakat petani di daerah itu.
Sebanyak 16 desa, Kecamatan Tamban adalah Desa Jelapat Baru, Jelapat I, Desa Tinggiran II Luar, Purwosari I, Tamban Muara, Purwosari Baru, Tamban Bangun, Sidorejo, Purwosari II, Desa Damsari, desa Koanda, Desa Tamban Sari Baru, Desa Tamban Bangun Baru, Desa Tamban Kecil, Tamban Muara dan Desa Sekata Baru.
Kabupaten Batola adalah daerah produsen atau penghasil beras di Kalimantan Selatan, termasuk Kecamatan Tamban.
Namun akibat serangan hama tungro yang mengakibatkan gagal panen hampir sekitar 70 hingga 80 persen, sehingga padi yang dihasilkan hanya sekitar 20 sampai 30 persen saja.
Saat ini di beberapa desa di wilayah Kecamatan Tamban, tanaman padi sudah tampak tumbuh subur menghijau, namun hal itu tidak membuat masyarakat petaninya merasa tenang, karena ada kekuatiran sewaktu-waktu hama tungro kembali menyerang.
“Hampir semua warga yang saya datangi menyampaikan kekuatiran serangan hama tungro kembali terjadi. Sebab serangan hama tungro itu mengakibatkan hampir 80 persen gagal panen, artinya hasil panen hanya berkisar 20 persen saja,” ujar Karlie politisi senior Partai Golkar yang saat ini menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kalsel ini.
Dikatakan juga, hama tungro umumnya menyerang padi lokal. “Dan kebetulan sekali tanaman masyarakat di daerah yang saya datangi ini memang padi lokal,” ujarnya seraya menambahkan bahwa persentasi masyarakat yang mengnandalkan pertanian padi sebagai mata pencaharian utama.
Dampak gagal panen hamper di seluruh wilayah Provinsi Kalsel, mengakibatkan harga beras lokal saat ini naik tajam, seperti unus Mutiara atau yang sebelumnya mencapai Rp18.000 per liter saat ini naik menjadi Rp22.000 per liter, unus mayang juga naik dari Rp18.000 menjadi Rp20.000 perliter, siam unus dari RP13.000 menjadi Rp15.000 sampai Rp16.000. Sedangkan jenis beras unggul, seperti beras Jawa dan lain-lain relative masih bertahan harganya.
Karlie juga telah menyampaikan kepada warga bahwa hasil kaji banding ke daerah lain tentang serangan hama tungro, salah satu upaya untuk mengatasinya adalah dengan mengganti varietas yang ditanam.
Sedangkan solusi lainnya adalah dengan membakar lahan yang terkena serangan. “Hal ini bisa dilakukan, melalui instruksi gubernur yang pelaksanaannya diawasi secara ketat, pada jam tertentu dan luasan tertentu pula, sebab bila dilanggar bisa menimbulkan ancaman karhutla atau kebakaran hutan dan lahan,” pungkasnya.