Paringin — Selama ini Kabupaten Balangan dikenal sebagai sentra produksi gula habang (gula merah). Bahan pemanis alami yang terbuat dari air nira, hasil sadapan pohon enau (hanau), ini memang banyak terdapat di Bumi Sanggam.
Daerah yang menjadi sentra produksi gula habang adalah Kecamatan Lampihong karena di wilayah ini banyak terdapat pohon enau. Bahkan tidak jauh dari Kantor Kecamatan Lampihong telah dibangun tugu gula habang yang menjadi komoditi unggulan di wilayah tersebut.
Usaha pembuatan gula habang umumnya dilakoni oleh masyarakat Lampihong secara tradisional. Air nira hasil sadapan dari pohon enak dimasak dalam kuali besar sampai mengental. Air nira yang sudah mengental atau bagi masyarakat Banjar Pahuluan disebut juruh itu kemudian dicetak dalam cetakan sesuai keinginan pemiliknya.
Namun kini para pembuat gula habang yang menjadi ikon Kecamatan Lampihong mulai kesulitan mendapatkan pohon enau. Kalau ada, itu pun sudah hampir mati dan kurang produktif.
Menurut penuturan salah satu warga lampihong, Suhaimi, sekarang ini gula habang sudah mulai sulit dihasilkan karena pohon-pohonnya sudah banyak yang punah dan hampir mati. “Akibatnya hasil yang didapat berkurang, selain itu harga untuk penjualan pun sangat sulit untuk di tingkatkan,” katanya. (Metro7/Sri)