Paringin — Pemerintah kabupaten Balangan  memprioritaskan pengembangan potensi kain Batik Sasirangan khas Balangan agar kain tersebut lebih pupulir dan menjadi mata dagangan setempat.
Pada saat ini di tahun 2012 Balangan memiliki kain batik Sasirangan khas Balangan yang berbeda dengan daerah lain di Kalimantan Selatan sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan secara propesional , ujar Sri Mulyani.
Adapun keberadaan kain batik sasirangan khas balangan itu diketahui dari hasil kegiatan identifikasi kegiatan usaha kecil dan menengah (UKM) yang telah dilaksanakan pada tahun 2011 yang telah lalu.
Dalam hal ini identifikasi itu sendiri dilakukan oleh pemerintah daerah setempat sebagai data awal untuk melakukan pengembangan dan pembinaan tehadap pelaku UKM.
Dikatakannya, pengrajin kain batik sasirangan khas balangan teridentifikasi ada dikecamatan lampihong, pada saat dilakukan identifikasi, jumlahnya masih sangat sedikit baik dari segi hasil produk maupun pengrajinnya, ujarnya.
Selain itu lanjut Sri, teknik pembuatannya pun masih sangat tradisional sehingga hasil produk masih sederhana dan tidak akan dapat bersaing dengan sasirangan produksi daerah lain di Kalsel.
Sasirangan merupakan kain batik khas dari Kalsel yang dibuat dengan sistem celup dimana dulunya hanya dipakai oleh kaum bangsawan dari kerajaan Banjar, tapi sekarang sudah banyak dipakai oleh putra-putri Banjar sendiri khususnya warga Balangan dan sekitarnya.
Saat ini kain batik sasirangan sudah banyak di produksi dan diperjual belikan, pusat kerajinan kain batik sasirangan ,berada dikabupaten banjar sekarang sudah diperluas sampai dikabupaten balangan sendiri .
Ia menambahkan ,dari  hasil identifikasi yang telah dilakukan dapat dibuat penggolongan jenis-jenis potensi ekonomi yang dapat dikembangkan dan penggolongan jenis potensi ekonomi penting untuk memudahkan upaya pembinaan dan pengembangan yang akan dilakukan .
Langkah awal yang dilakukan untuk mengembangkan potensi kain batik sasirangan khas Balangan adalah dengan mengenalkannya kepada masyakat luas, kemudian kepada para pengrajin diberikan dorongan dan perubahan pola pikir agar tidak memandang pembuatan batik sasirangan hanya sebagai pengisi waktu luang tetapi memiliki potensi ekonomi yang besar, sehingga akan dilakukan penguatan modal usaha dan mencari kemitraan dengan swasta serta peluang pemasaran. (metro7/sri)