PARINGIN – Pengamat sekaligus Pemerhati Sosial Politik Kalimantan Selatan Kadarisman mangatakan figur yang menguasai lumbung suara “urang hulu” seperti Halong, Juai, Awayan, dan Tebing Tinggi berpeluang besar memenangi Pilkada Balangan 2020 mendatang.

Dipaparkan, untuk Balangan, konten lokalitas satu hal yang bernilai jual. Figur dari hulu misalnya menjadi nilai tawar yang layak ditimang.

“Tapi kita sayangkan, “urang hulu” belum pernah mengisi tampuk kepemimpinan tertinggi di Banua Sanggam, padahal peluangnya sangat besar,” ungkapnya.

Disebutnya, diatas kertas wilayah hulu adalah kekuatan sangat penting yang secara emosional kultural saling bertaut.

Dimana dilirik dari pembagian dapil pileg 2019, daerah hulu plus Batu Mandi menyediakan 61% pemilih.

“Saya melihat ini sebuah garapan yang sangat potensial untuk Pilkada Balangan 2020,” katanya.

Matematika politik terhadap “urang hulu” dimisalkannya di Kecamatan Halong dengan pemilih paling tinggi di Balangan. Dimana secara demografi, kecamatan di bagian hulu ini menyumbang 68% jumlah penduduk Balangan atau 61% jumlah pemilih dari 89 ribu yang terdaftar.

“Maka saya pastikan akan sangat disayangkan jika figur dari hulu tidak muncul di pilkada 2020 nanti,” katanya lagi.

Selain itu, jika figur hulu telah didapat, diungkap juga bahwa figur hilir tentu tak bisa dilepas begitu saja. Maka koalisi parpol mesti mampu mengawinkan dua kutup hulu-hilir.

Hasil amatannya, bagaimanapun wilayah hilir seperti Lampihong, Paringin dan Parsel adalah lumbung suara penentu sebagai area yang harus diperebutkan. Dimana tiga kecamatan yang disatukan dalam dapil 1 pada pemilu legislatif baru tadi memiliki 34 ribu lebih pemilih.

Lebih jauh dikatakannya bahwa primordialisme (ikatan) dalam konteks meritokrasi (imbalan) politik adalah sesuatu positif.

Karena politik seni mengawinkan banyak jalan mencapai tujuan kekuasaan rakyat untuk tujuan dan kemaslahan warga setempat.

“Balangan saya nilai sudah saatnya menyulam tutus politik dari hulu ke hilir,” imbuhnya. (metro7/via)