BANJARBARU, metro7.co.id – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Plt Asisten II Pemprov Kalsel, drh Suparmi menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Command Center Setdaprov Kalsel di Banjarbaru, Selasa (4/7) pagi.

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tersebut, dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.

Dalam sambutannya, Mendagri Tito menjelaskan, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia terbilang baik, tetapi tetap waspada dalam menghadapi situasi global yang masih tidak stabil.

“Lingkungan global masih harus kita waspadai, terutama pasca covid, dan dampak perang Rusia-Ukraina,” kata Tito.

Dalam paparannya, Tito mengatakan bahwa ekonomi Indonesia dalam enam bulan terakhir harus tumbuh positif.

“Jangan nunggu akhir tahun terus banyak uang beredar. Konsumsi rumah tangga adalah angka penting untuk pertumbuhan ekonomi negara,” tambahnya.

Untuk itu, menurutnya diperlukan kerja sama dan intervensi mulai pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam mendukung mengendalikan inflasi yang terjadi.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Puji Ismartini yang hadir secara langsung dalam Rakor tersebut menjelaskan, inflasi pada Juni 2023 mencapai 0,14 persen. Di mana Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan Juni 2023 sebesar 115, naik dari level IHK di Mei 2023 yang sebesar 114,84.

Secara tahunan, inflasi masih mencapai 3,52 persen. Sementara itu, inflasi year to date hingga Juni 2023 mencapai 1,24 persen.

“Jika dilihat secara series dalam grafik inflasi Juni 2023, secara bulanan terlihat lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya yaitu Mei 2023 yang sebesar 0,09 persen. Namun, inflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi yang sama di tahun lalu pada Juni 2022 sebesar 0,61 persen,” paparnya.

Menurutnya, penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Juni 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,39 persen dan andil 0,10 persen.

Komoditas penyumbang inflasi terbesar secara bulanan di antaranya adalah daging ayam ras dengan andil sebesar 0,06 persen, tarif angkutan udara 0,04 persen, teluar ayam ras 0,02 persen, dan kontrak rumah, bawang putih, rokok kretek filter serta ketimun yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi, diantaranya komoditas bensin dan solar.

Turut hadir dalam acara pengendalian inflasi daerah, perwakilan dari Badan Pusat Statistik Kalsel, Kadin Kalsel, Bulog Kalsel, Dinsos dan sejumlah SKPD lingkup pemerintah provinsi yang mengurusi masalah inflasi.