BANJARBARU, metro7.co.id – Sekretaris Daerah (Sekda) Kalsel yang juga penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kalsel, Ir Roy Rizali Anwar menghadiri puncak peringatan HUT Ke-24 DWP, yang bertajuk ‘Peran Strategis Perempuan Dalam Pembangunan Berkelanjutan’, di Gedung Idham Chalid, Jumat (15/12).

Sekretaris Kalsel, Roy Rizali menyampaikan, perayaan ulang tahun DWP menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran perempuan secara menyeluruh.

Perempuan, sebut Roy, hadir sebagai sosok yang lembut hatinya tetapi gigih dalam mewujudkan sesuatu. Perempuan juga merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya, yang menjadi cikal bakal bagi pembentukan peradaban sebuah bangsa.

“Hubungan ibu dan anak dapat kita maknai dalam konteks yang lebih luas, yaitu pembentukan generasi-generasi bangsa yang akan mewarnai pembangunan ke depannya,” katanya.

Lebih lanjut Roy menyampaikan, perempuan tidak hanya menjadi pondasi bagi ketahanan keluarga, tetapi juga dapat melebarkan kiprahnya ke ranah yang lebih luas, baik itu di dunia kerja, masyarakat, maupun di organisasi

“Sebagai bagian dari dharma wanita, ibu-ibu sekalian memiliki peran yang konstruktif dalam pembangunan serta pemberdayaan perempuan,” ujarnya.

Ia mendorong, DWP Provinsi Kalsel dapat lebih proaktif dan partisipatif dalam rangka menyukseskan agenda pembangunan serta misi pemberdayaan perempuan.

“Canangkan dukungan tersebut dalam bentuk program-program kerja ke depan, yang direalisasikan dengan kinerja terbaik dan berkelanjutan,” harapnya.

Sementara Ketua DWP Provinsi Kalsel. Aminatus Alifah Roy Rizali Anwar yang membacakan sambutan Ketua Umum DWP Pusat, menyampaikan penggalan surat dari Ibu Kartini, yang berbunyi
“Tangan ibulah tergenggam anak yang merupakan masa depan tersebut,”

“Penggalan kalimat ini sekarang bisa terus kita baca ulang dan resapi maknanya dalam kumpulan surat beliau habis gelap terbitlah terang,” bebernya.

Lebih lanjut Alimatus mengatakan, kalimat yang cukup singkat, namun mengandung makna yang sangat mendalam. Pengaruh dari hubungan yang abadi antara ibu dan anak tidak hanya terbatas pada lingkungan keluarga, tetapi juga dalam konteks yang lebih luas, yaitu perkembangan suatu bangsa.

“Pendidikan, khususnya pendidikan dalam keluarga, menempatkan perempuan sebagai aktor kunci di dalamnya. Karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan berkelanjutan, perempuan memiliki andil besar dalam proses perwujudannya,” terangnya.