Tanjung — Saat ini bisnis batubara sedang mengalami kelesuan. Pemicunya adalah krisis ekonomi yang melanda sejumlah negara di Eropa dan ditemukannya cadangan gas di Amerika.
General Manager Operasional PT Adaro Indonesia, Priyadi, mengatakan dari sejumlah indikator dan harga saham perusahaan tambang batubara mengalami penurunan yang sangat signifikan.
“Semua itu memang merupakan resiko bisnis yang tersaingi oleh energi gas dengan harga murah dan ramah lingkungan,” katanya saat memberikan sambutan singkat pada acara buka puasa bersama dengan wartawan Tabalong, Balangan dan HSU di Hotel Jelita Tanjung, Kamis (18/7) tadi.
Oleh karena itu Priyadi meminta doa agar badai yang menimpa perusahaan tambang batubara terbesar kedua di Indonesia ini cepat berlalu.
Sementara Ustadz H Syaidul dalam tausyiahnya mengatakan Ramadan adalah bulan yang sangat mulia dan barang siapa yang mengerjakan amal ibadah di bulan ini maka Allah SWT akan memberikan ganjaran yang sangat besar bahkan berlipat ganda. Orang yang mengerjakan ibadah sunah Allah berikan pahala seperti ibadah wajib di bulan lain dan yang mengerjakan ibadah wajib maka Allah akan hijabkan hampir 70 kali dibanding ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, bahkan ganjarannya sampai 1000 kali lipat.
Keesokan harinya PT Adaro Indonesia menggelar acara serupa bersama para aktivis LSM se Kabupaten Tabalong. Silaturrahmi dan buka puasa bersama dilaksanakan Guest House Pembataan Tanjung.
Idham Kurniawan SSos MM CSRS, selaku manager Departemen Community Relation PT Adaro Indonesia mengatakan saat ini bisnis batubara sedang berada di ambang titik nadir. Bahkan ada perusahaan yang sudah menutup aktivitasnya.
Dijelaskannya, sebelum tertimpa krisis, harga batubara sekitar 100 US Dolar per ton, sedangkan saat ini hanya sekitar 50 US Dolar. “Penurunannya mencapai 50 persen,” kata Idham.
Karena itu ia meminta doa dan dukungan dari semua pihak, termasuk kalangan LSM, agar kelesuan bisnis batubara ini segera berlalu. Sehingga harga emas hitam ini kembali membaik seperti sebelumnya. (Metro7/Via)