BARABAI, metro7.co.id – Salah satu tradisi pengantin Banjar adalah bausung atau digendong. Pasangan mempelai diusung sambil diarak. Momen ini sangat menarik dan menjadi perhatian.

Tapi, sangat jarang ditampilkan pada acara perkawinan di zaman sekarang. Hal ini membuat para seniman seperti dari grup kuda gipang dengan pengantin bausungnya kehilangan kesempatan tampil.

Seperti yang dilakukan oleh pengantin dan warga masyarakat di Desa Barikin, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Jumat (14/8) siang.

Kedua mempelai digendong atau diangkat oleh dua penari, sambil menari dan diarak, mengikuti alunan nada dan musik suara serunai, gendang, gong, dan lainnya.

Saat diusung, mempelai wanita duduk dengan posisi menyamping. Sedangkan mempelai pria duduk mengangkang.

Penasehat Sanggar Ading Bastari Barikin, Irwandi mengatakan, bausung itu seakan-akan sudah tradisi turun-temurun.

“Keluarga kami sangat erat sekali dengan acara bausung, karena sudah dari ratusan tahun digelar,” kata Irwandi.

Bausung harus diiringi kuda gipang serta musik yang saling berkaitan satu sama lain.

muh

“Karena musik dimainkan oleh kuda gipang, gerak-gerak bausung tadi juga mengiringi,” ucap Irwandi yang juga sebagai orang tua mempelai.

Dia berharap, kedepannya kegiatan ini bisa dilestarikan, terutama generasi selanjutnya.

Pembina Sanggar Ading Bastari Barikin, Sarjaini menyampaikan, tradisi bausung ini sudah dari mulai nenek moyang kami di Desa Barikin, tapi saat ini sudah jarang dilaksanakan lagi.

“Diharapkan, warga masyarakat agar bisa melestarikan budaya banjar ini ketika melaksanakan acara pengantin,” harap Waka Polres HST Kompol Sarjaini.

Bausung adalah salah satu budaya yang unik yang tumbuh dan berkembang di Kalimantan Selatan. Bausung diambil dari kata Usung yang bermakna gendong. *